Mohon tunggu...
Firdausi Nuzula
Firdausi Nuzula Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak laut

selembut air

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sudah Akhir Tahun

31 Desember 2016   00:06 Diperbarui: 31 Desember 2016   23:16 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada akhir tahun ini, mungkin ini tahun duka bagiku. Bagaimana tidak aku sebut tahun duka? Karena hampir  setiap ikhtiar,bisnis yang   ku geluti. Hampir semuanya gagal. Aku tidak mengerti apa hikmah dibalik kegagalan itu.

Tahun duka, menurut persepsi banyak orang. Saat sumuanya pergi. Pergi entah kemana. Dan saat semuanya pergi meninggalkan. Pergi ditinggalkan oleh orang-orang yang kita cintai.

Kata ibu " Nak jika hari ini penderitaanmu lengkap. Nanti, suatu saat Allah akan melengkapi pula kebahagianmu"

Saya pun tak menyadari secepat ini tahun berganti. Rasanya baru kemarin umur ku 19 tahun. Eh, tiba-tiba. Sekarang, umur menginjak 27 tahun. Aku sudah tua. Kata ibu " Nak,  umurmu sudah cukup untuk menyempurnakan separuh agamamu"

Aku yakin, bahwa menikah adalah solusi dari segala problem. Nasehat Itupun yang selalu ibu ulang-ulangi.

Kata ibu " Nak jadi wajar jika selama ini segala ikhtiarmu masih tersendat-sendat tanpa membuahkan hasil. Tapi jika menikah, ibu yakin. Cita-cita yang selama ini kamu impikan, satu persatu akan berbuah hasil"

Dalam cuplikan tulisan Salim A Fillah pernikahan itu menjaga, menata, lalu bercahaya. Ia merujuk kepada kehidupan Salman Al Farisi yang memang sudah waktunya menikah. Hingga seorang wanita Abshar pun yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan  menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.

Sudah akhir tahun. Saya bertekad dan yakin. Semoga tahun ini. Pilihan  menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci. Separuh agamaku bisa aku sempurnakan di tahun 2017.

Hingga aku, tak ingin lagi dipusingkan oleh target-target yang aku rilis dalam kitab masa depan. Oleh daftar rencana-rencana yang telah aku  list dalam kitab kehidupan. Dengan kebesaran hati, pun Allah sudah tau " Target dan daftar rencana itu. Biarlah  kerja PENCIPTA yang merapikan semuanya"

Yang jelas, sudah akhir tahun. Aku ingin menikah, ibu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun