@daun pisah
“ Timbang rasa muncul karena hati yang bersinar. Sinar itu membayang di mata sehingga raut muka pun menjadi jernih”.(Buya Hamka)
Menimbang rasa berarti kita mampu mengenali seseorang,memperspsi,merasakan perasaan orang lain dan sama-samamerasakan apa yang dirasakan orang lain atau masuk kedunia orang lain kemudian tidak pernah menyakiti hati orang lain.
Mengapa harus menimbang rasa? Karena islam senantiasa mengajarkan kita untuk berempati,baik kepada sesame manusia dan semua makhluk ciptaannya.
“barang siapa yang mencukupi kebutuhan saudaranya niscaya Allah akan memenuhi kebutuhannya (HR Muslim)
Dalam pekerjaan memang ada posisi tinggi rendah, dalam perasaan ada posis menerima dan melepaskan tetapi kita adalah sama-sama manusia meraskan sedih dan gembira dan mengerjakan suatu pekerjaan tidaklah cukup dipikul oleh jiwa yang merdeka karena menimbang rasa (empati ) dalam sesama adalah kesadaran atas pekerjaan yang menyebabkan orang sanggup memikul pekerjaan bagaimanapun beratnya.
Tapi jangan seperti orang yang hanya menceritakan kesusahannya dan kesedihannya kepada orang lain, orang yang jika berkunjung kerumah sahabatnya hanya menceritakan untung rugi perdagangannya,menceritakan kecantikannya,menceritakan kehebatannya. Tentu orang seperti ini akan menjemukan orang lain. Dia hanya suka di dengar tapi tak mau mendengarkan, kita harus bersedia memberi dan menerima.
Jika kita memikirkan kesusahan orang lain, tentu kesusahan kita dipikirkan juga. Jika dia mengetahui bahwa kita bersusah hati karena kesungguhannya,ringanlah bebannya dan terobatilah kesusahan itu. Jika tidak sanggup seperti itu hiduplah sendiri. Jika orang lain merasakan gembira karena kegembiraan kita, berlipat gandalah perasaan itudemikian yang dikatakan plato.
Jakarta Marer 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H