[caption id="attachment_43903" align="alignleft" width="500" caption="Azrael, the Angel of Death Dalam Kitab Kuno Persia"][/caption] Ada dua malaikat yang paling sering difilmkan. Yang pertama adalah Gabriel (Jibril) sang malaikat utama. Dan yang kedua adalah sang malaikat maut, Azrael (Izrail) the Angel of Death. Malaikat Gabriel seringkali digambarkan sebagai malaikat "tangan kanan Tuhan", yang menjadi pelaksana kehendakNya di dunia ini. Sehingga apa-apa yang direncanakanNya dipastikan terjadi di dunia. Sementara itu, Malaikat Azrael menjadi malaikat yang paling ditakuti oleh manusia dan semua makhluq hidup lainnya. Karena tugasnya adalah mencabut nyawa dan menghentikan segala kemungkinan dari jalan kehidupan kita ! Gambaran tentang Azrael telah ada sejak agama Persia kuno, yang kemudian dilanjutkan oleh agama Kristen dan kemudian agama Islam. Meskipun perdebatan masih terus berlangsung tentang asal muasal dan siapa sebenarnya Azrael (sebagian umat Yahudi meyakini Azrael awalnya sebagai manusia yang kemudian diangkat ke surga menjadi malaikatNya, dan ada sebagian yang meyakininya sebagai "anak Tuhan"), namun kisah yang terbentang sepanjang sejarah tentang posisi dan tugasnya nyaris senada. Azrael adalah malaikat yang ditugaskan pertama kali oleh Tuhan untuk mengumpulkan tanah liat dari muka bumi, sebagai bahan dasar penciptaan manusia. Dan Azrael lah yang berhasil "memaksa" bumi menyerahkan tanah liat -setelah awalnya bumi mengelak memberi dan mempertanyakan kewenangannya-. Maka Tuhan memberinya kedudukan sebagai "eksekutor" yang akan menggenggam umur dan mematikan manusia serta semua makhluq hidup lainnya yang akan IA cipta. Tentu saja dengan izin dan atas perintahNya. Maka dikisahkan..... Kanjeng Nabi Ibrahim -keselamatan atasnya- bertanya kepada Izrail, "Ya Malaikat Maut, apa yang kau lakukan ketika ada orang yang telah tiba waktunya di Timur dan lainnya di Barat..?". The Angel of Death menjawab, "Duhai Pesuruh Gusti Allah, nama orang-orang ini tercatat di dalam Lembaran yang Terjaga, Lauh Mahfuzh. Di dalam mana seluruh nasib manusia ditulis. Aku menatapnya tak putus-putus. Ia memberitahuku saat kapan masa hidup setiap makhluq hidup di bumi sampai ke penghabisannya, manusia atau binatang semuanya. Di sebelah sisiku ada sebuah pohon, yang dinamai Pohon Hayat (Pohon Kehidupan). Ia diliputi oleh dedaunan kecil yang banyak sekali, lebih kecil dari daun zaitun, dan lebih banyak lagi. Kapan saja seorang manusia lahir di bumi, pohon itu menumbuhkan sehelai daun baru, dan di atas daun itu dituliskan nama orang tersebut. Dengan pohon itu aku mengetahui siapa yang lahir dan siapa yang mati. Ketika seorang menjelang mati, daunnya mulai melayu dan mengering, dan ia jatuh dari pohon ke atas Lauh Mahfuz. Lalu nama orang ini dihapus dari lembarannya..." "Peristiwa ini terjadi 40 hari sebelum kematian sebenarnya dari orang itu. Kami diberitahu empat puluh hari sebelum hari kematian itu tiba, dan orang itu sendiri mungkin tahu dan mungkin tidak tahu dan menjalani kehidupannya dengan penuh harapan dan rencana-rencana. Namun, hanya empat puluh hari yang tersisa dalam hidupnya, dan setelah itu tidak ada lagi ketentuan baginya di dunia ini..." "Maka aku memanggil arwah mereka lewat dedaunan yang ditumbuhkan oleh Gusti Allah itu, hingga mereka hadir di sini di hadapanku. IA menuliskan di atas telapak tanganku huruf-huruf cahaya, 'Bismillaahirrahmaanirraahiim..Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang'. Dan IA memerintahkan kapan saja aku harus mencabut nyawa seseorang yang mengenaliNya, untuk menunjukkan huruf-huruf cahaya itu..yang menyebabkan nyawa mereka keluar dari jasad sebagaimana besi tertarik oleh magnet,....atau seperti cahaya kembali kepada sumbernya..." . Disarikan dan dibahasakan kembali dari berbagai referensi, sebagaimana dirangkum dalam The Books of Azrael, dan uraian hikmah dalam situs naqshbandy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H