Mohon tunggu...
Pidato Semprul 17an Janu
Pidato Semprul 17an Janu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

memunguti remah-remah pengembaraan...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sisi Gelap Kompasiana Blogshop

30 Oktober 2011   16:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:16 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

. Justru dalam temaram ketika lampu-lampu dipadamkan, keindahan itu menampakkan dirinya. Yang bersembunyi dari riuh-rendah gelak-tawa dan hamburan kata-kata, justru dalam gelap...dalam ketiadaan cahaya kini menampakkan dirinya. Cahaya layar komputer dan tablet yang bertebaran bagai pendar-pendar batang lilin dalam sebuah acara makan malam bernuansa romansa. Dan kembang putih yang ditumbuhkan pada setiap meja bersisi bundar membingkai ruangan dengan aroma wangi yang lembut semburat dari kelopaknya... Dalam temaram gelap Blogshop Kompasiana-Telkomsel, semua mendadak sunyi dan seratusasn pasang mata menatap dalam diam layar kaca mencari-cari kata yang jari-jemari mereka ketikkan. Untuk saling berbagi cerita tentang sebuah hari -pada tanggal keduapuluh sembilan di bulan kesepuluh- di mana para pujangga melantunkan serat aksara tentang bagaimana menuliskan bahasa hati...tentang bagaimana menghimpun pupuh untuk menjelma buku...tentang bagaimana mencari karakter dan jati diri....tentang bagaimana memberi jiwa kepada deretan kata-kata....tentang negeri lima menara..... Dan dalam temaram lepas tengah hari, terlantun tembang-tembang asmara meyelipkan inspirasi tentang segala hal kerinduan, dan rasa cinta yang tak pernah habis tinta untuk menuliskannya. Mengisi ruang hati dengan kelembutan kisah asmara yang tak pernah berubah sejak ruh dicipta. Mengisi kesadaran bahwa semua kita manusia memiliki hati yang sama...hati yang dicipta dari semesta Cinta Nya. Dan oleh karenanya semua memiliki kemampuan yang sama untuk berbicara dalam bahasa keindahan, bahasa kelembutan, bahasa welas asih, bahasa kasih sayang yang memeluk semuanya.... Sebuah kesadaran indah terlahir dalam temaram : untuk menuliskan untaian aksara yang menumbuhkan kebaikan pada jiwa-jiwa manusia...untuk menuliskan cahaya..... . . . . . . . . Foto-foto koleksi pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun