Mohon tunggu...
Pidato Semprul 17an Janu
Pidato Semprul 17an Janu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

memunguti remah-remah pengembaraan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Simfoni Semesta Raya itu Ungu Jingga dan Merah Muda ...

11 September 2011   07:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:03 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

. . . Simfoni semesta raya itu cinta. Ia menghadirkan ungu, jingga dan merah muda. Warna-warna kehangatan hati yang selalu bisa memahami. Untuk melembutkan hati dan memampukannya melihat hanya keindahan meski dalam perbedaan. Untuk melunakkan sorot mata, dalam memandang keberagaman sebagai sebuah keniscayaan alam yang tidak musti dihakimi apalagi dibenci. Pejamkan matamu sejenak di sini, dan lupakan warna dunia yang sudah semakin berkabut sesak dengan kebencian. Lepaskan kerasnya kepalan tanganmu sejenak di sini, dan biarkan aroma manis malam ini merembes ke dalam hati...menghapus ingatan bahwa engkau memiliki banyak dendam sebanyak kebencian yang mereka rendam kehidupan... . Biarkanlah lenggak-lenggok yang cantik menggantikan banyak kegugupan dan akting dusta. Marilah turut bergoyang pelan, menjentikkan jari, menepuk paha, menggerakkan bahu atau mengayun hati. Biarlah kita menjadi manja atau kemayu. Tetapi setidaknya kita tahu, bahwa yang ini terlahir dari perasaan yang tulus di dalam kalbu. Menarilah di dalam hatimu, penuhi ballroom-nya dengan cinta dan rasakan kehangatan mengaliri kesadaranmu. Lihatlah! Kini kau bisa tertawa...dan airmata yang mengembun kini sirna dikulum senyum. Ahh..paras-paras yang cantik  dan rupawan. Bukankah hanya bahagia ?. Dalam Ungu, jingga dan merah muda..... .. Dalam lautan cahya, 9 September 2011.Foto-foto koleksi pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun