. . . Simfoni semesta raya itu cinta. Ia menghadirkan ungu, jingga dan merah muda. Warna-warna kehangatan hati yang selalu bisa memahami. Untuk melembutkan hati dan memampukannya melihat hanya keindahan meski dalam perbedaan. Untuk melunakkan sorot mata, dalam memandang keberagaman sebagai sebuah keniscayaan alam yang tidak musti dihakimi apalagi dibenci. Pejamkan matamu sejenak di sini, dan lupakan warna dunia yang sudah semakin berkabut sesak dengan kebencian. Lepaskan kerasnya kepalan tanganmu sejenak di sini, dan biarkan aroma manis malam ini merembes ke dalam hati...menghapus ingatan bahwa engkau memiliki banyak dendam sebanyak kebencian yang mereka rendam kehidupan... . Biarkanlah lenggak-lenggok yang cantik menggantikan banyak kegugupan dan akting dusta. Marilah turut bergoyang pelan, menjentikkan jari, menepuk paha, menggerakkan bahu atau mengayun hati. Biarlah kita menjadi manja atau kemayu. Tetapi setidaknya kita tahu, bahwa yang ini terlahir dari perasaan yang tulus di dalam kalbu. Menarilah di dalam hatimu, penuhi ballroom-nya dengan cinta dan rasakan kehangatan mengaliri kesadaranmu. Lihatlah! Kini kau bisa tertawa...dan airmata yang mengembun kini sirna dikulum senyum. Ahh..paras-paras yang cantik dan rupawan. Bukankah hanya bahagia ?. Dalam Ungu, jingga dan merah muda..... .. Dalam lautan cahya, 9 September 2011.Foto-foto koleksi pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H