Mohon tunggu...
Pidato Semprul 17an Janu
Pidato Semprul 17an Janu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

memunguti remah-remah pengembaraan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dunia Barat Gagap Hantu, Sebagian Memujanya

19 Mei 2012   03:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:07 1445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13373992801648214554

[caption id="attachment_182279" align="alignleft" width="643" caption="poster disatukan dari foto-foto di wikipedia http://en.wikipedia.org/wiki/Paranormal_Activity"][/caption] . Bagi anda peminat film-film seram, tentu juga mengamati perkembangan film seram dari dunia Barat yang semakin banyak menyajikan fenomena penampakan makhluk halus. Dulu sinema Barat klasik hanya mengenal sedikit jenis makhluk supranatural, jika bukan vampire ya werewolf atau zombie. Jenis makhluk yang aktif secara fisik, agresif dan penuh action. Evolusi jenis hantu lainnya kemudian muncul sepanjang tahun 80-an dan 90-an, mereka ditampilkan penuh action semisal hantunya Freddy Krueger yang sadis di Nightmare On Elm Street, hantunya Charles Lee Ray yang merasuki boneka Chucky, hantunya Jason yang sadis dengan gergaji listriknya, dan lain-lain yang sama berdarah-darahnya. Menjelang akhir abad 20, barulah dimulai ketertarikan dunia Barat terhadap jenis hantu yang lebih halus dan lebih kalem. Film  The Blair Witch Project (1999) memperkenalkan dunia lelembut melalui potongan video "found footage" yang dijahit menjadi sebuah film dokumenter seram. Film The Others (2001) yang dibintangi oleh aktris Nicole Kidman seakan mengafirmasi "pengakuan" dunia Barat terhadap eksistensi arwah penasaran sebagai hantu yang lebih "manusiawi" yang tidak harus berbentuk monster menyeramkan. Namun kemudian, dunia Barat juga melihat bahwa lelembut yang sifatnya personal ini ternyata bisa juga ganas dan mematikan. Mereka memiliki bahan bakar yang sama dengan Freddy dan Chucky: kemarahan dan kebencian yang amat sangat yang dibawa mati. Maka klop lah dua produk kultural itu: hantu halus tapi yang juga bisa ganas beraksi. Penyatuan itu kemudian terwujud dalam film The Ring (2002)  dan The Grudge (2004) yang dibuat oleh Hollywood sebagai remake film Jepang berjudul sama Ring dan Ju-On: The Grudge. Dan mulailah dunia Barat "mengimpor" hantu jenis arwah penasaran dari Asia, yang memang merupakan rumah dari lebih banyak lelembut semisal kuntilanak atau arwah anak kecil penasaran. Tidak hanya dari Jepang, tetapi juga dari Thailand semisal film The Shutter (2008) yang meruapakan remake film seram Thailand dengan judul sama. .. Pada era waktu yang sama di benua Eropa, tepatnya tahun 2004, di The Pontifical Academy Regina Apostolorum Vatican mulai membuka kursus exorcism atau kursus pengusiran setan. Kursusnya terbuka untuk umum dan resmi. Apakah ini merupakan respon dari Vatikan selaku otoritas keagaamaan terhadap meningkatnya ketertarikan dunia Barat terhadap fenomena lelembut? Ataukah sebaliknya, industri sinema yang menangkap suasana kebatinan Vatikan ke arah exorcism? Mungkin keduanya betul, dan keduanya merupakan respon terhadap kondisi faktual di lapangan: semakin banyak wargaa dunia Barat kesurupan.  Dalam bahasa Vatikan, "Devil's action is much more common than people may think.....Exorcism ... is an important prayer of the church to help those who believe to be, or who really are suffering from a diabolic infestation," .. Munculnya ketertarikan dunia Barat terhadap fenomena lelembut dengan demikian bukanlah sebuah fenomena remeh-temeh, namun perlu kita baca sebagai sebuah perubahan paradigma pemikiran (kepercayaan?). Fenomena "diabolical infestation" atau kesurupan dalam bahasa kita semakin banyak ditemui. Dan bagaimana dunia Barat mencoba memahami fenomena kesurupan tersebut, dapat kita lihat antara lain dari berbagai gambaran sinemanya. Tentang bagaimana Vatican memandang fenomena tersebut? Dan tentang bagaimana warga dunia Barat mensikapi "invasi" lelembut ke dalam dunia materialistis mereka selama ini? Film-film seram yang dikemas seperti film dokumenter "found footage" kini semakin digemari, karena menggambarkan bagaimana hantu menginvasi kehidupan manusia sehari-hari.  Sequel film "Paranormal Activity I, II, III" (2009 dan 2010) dibuat dengan kamera video biasa, sehingga menghasilkan gambaran visual yang "natural" dan "apa adanya". Demikian juga beberapa film lainnya saat ini banyak dikemas dengan gaya dokumenter begini. The Exorcism of Emily Rose (2005), yang kemudian diremake dalam film Exorcimus (2012) yang saat ini sedang tayang di bioskop, memberikan satu gambaran tentang "pertempuran" antara lelembut dengan kemanusiaan. Film berjudul "Exorcist: The Beginning" (2004) membangkitkan kembali sequel film tentang exorcism yang paling populer dan paling kontroversial sejak 70-an, yaitu "The Exorcist I, II dan III" (1973, 1976, 1990).  Film "The Rites" (2011) yang dibintangi oleh Anthony Hopkins merupakan film teranyar tentang bagaimana Vatikan mengobati kesurupan. Tahun 2005, film Constantine yang dbintangi oleh Keanu Reeves menyajikan sebuah perspektif tentang peran dan posisi masing-masing setan/iblis, malaikat dan manusia dan bagaimana ketiganya berinteraksi. Bahwa dunia ini, menurut film-film itu,  adalah ladang terbuka dimana manusia diperebutkan oleh iblis/setan dan malaikat. Iblis dan bala tentaranya melakukan infiltrasi ke dunia manusia, merasuki dan merampas jiwa-jiwa manusia tak berdaya serta membunuhi jiwa-jiwa "tidak suci" (lihat film "Devil (2011) ). Dan para wakil Tuhan adalah pejuang yang berusaha membebaskan manusia dari terkaman iblis...yang digambarkan berjuang sendirian tanpa adanya bantuan eksplisit dari Tuhan.  Kadang mereka menang, namun lebih sering digambarkan mereka kalah olah kekuatan setan.  Film "The Last Exorcism" (2010), "Exorcimus" (2010) dan film teranyar "Devil Inside" (2012)  serta "Woman in Black" (2012) adalah beberapa contoh sinema yang menampilkan kekalahan manusia dan para wakil Tuhan dalam melawan kekuatan setan. .. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Warga dunia Barat sedang semakin "terpesona" oleh dunia lelembut.  Mereka semakin "sadar hantu". Bukan saja karena lelembut itu begitu personal dan "manusiawi" dekat dengan diri mereka sendiri (dunia mereka setelah mati nanti), tetapi juga bahwa dunia lelembut itu bisa ganas dan membunuh mereka (invasi iblis ke dunia manusia sekarang ini). Dunia barat sedang tenggelam dalam ketakjuban berhadapan dengan sebuah dunia spiritual yang baru...namun sekaligus juga dicekam ketakutan. Dan mereka yang terpesona oleh kekuatan lelembut itu, yang selalu saja divisualisasikan sebagai tak bisa dikalahkan bahkan oleh para wakil Tuhan di dunia ini (dan Tuhan digambarkan tak berdaya menolong mereka),maka mereka memilih untuk mengagumi.....dan memujanya. Mereka ini....mau dibenci atau dikasihani?.... . Sejenak rehat merapihkan koleksi film seramku..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun