Kami tahu ia pergi ke arah timur, berjalan tanpa alas kaki. Kami tahu sejauh mana ia telah pergi, dan di mana saja ia berhenti. Karena ia meninggalkan jejak yang tak mungkin ditutup-tutupi. Setiap kali ia melangkah, bunga-bunga yang mungil tumbuh begitu saja menyembul dari tanah yang diinjaknya! Tidak peduli tanah basah atau tanah kerontang...hamparan pasir ataupun jalan setapak berbatu kerikil..bunga-bunga kecil seketika saja tumbuh dari jejak lengkahnya.Seakan setiap jejaknya meletakkan butiran benih baru yang kemudian tumbuh dengan sangat cepatnya... plup!..plup!...plup! Tak perlu menunggu berhari-hari untuk benih tumbuh menjadi bunga yang cantik. Benih seakan berlomba dalam kerinduan untuk menjadi yang pertama menyapanya menemuinya.... Kami jadi tau kemana ia pergi, dari jejak bunga yang melintasi bukit, lembah dan ngarai. Kami pun jadi tau dimana ia berhenti sejenak, setiap kami menjumpai rumpun bunga yang berkumpul membentuk lingkaran kecil. Dan pada setiap taman bunga yang kami temui, kami tahu bahwa ia telah berhenti tuk merebahkan diri tidur beristirahat di sana. Dan bunga-bunga ramai tumbuh di sekitarnya..menjadi bantalan dan selimutnya.... "Semuanya adalah kehidupan...", begitu ia pernah berkata. " Jika engkau memiliki cukup banyak cinta, maka engkau bisa mendengar mereka berbicara...angin, api, air dan udara...kayu, besi dan batu...tanah dan pasir. Benih, dedaunan dan kelopak bunga. Dan jika engkau memiliki lebih banyak lagi cinta, maka bahkan kata-katamu akan menghidupkan mereka...sentuhanmu akan membahagiakan mereka. Mereka merindukanmu....mencintaimu.... " .. Cinta menghidupkan, menyembuhkan, menumbuhkan, menguatkan. Tumbuhkan jejak bunga pada setiap goresan kata, menulislah dengan cinta...... :) ..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H