[caption id="attachment_87486" align="aligncenter" width="680" caption="Gambar ruh dan jasad dari papirus kuno mesir (diunduh dari google)"][/caption]
Hantu? Arwah gentayangan? Ah..itu sih barang kuno! Betulkah? Yup, betul sekali. Kehadiran hantu dan arwah penasaran bahkan sudah ada pada peradaban mesir kuno yang terentang 3000 tahun sebelum dimulainya kalender masehi. Sebagai sebuah peradaban yang paling advanced di masa itu, dengan kecanggihan teknologi piramidnya, mesir kuno memiliki konsep tentang ruh dan perjalanan paska kematian yang luar biasa... Bagi masyarakat mesir kuno, setiap kita memiliki 3 jenis ruh yang dinamai Ka, Ba dan Akh. Ketika seseorang meninggal dunia, masing-masing ruh memiliki tugasnya masing-masing. Ka adalah kembaran halus kita, yang akan "mewakili" diri kita menembus berbagai halangan menuju alam baka di balik horizon barat sana (the Underworld). Sebuah perjalanan yang sulit lagi berat...untuk akhirnya memasuki majelis persidangan dewa-dewa (Hall of Truth) untuk ditimbang antara kebaikan dan keburukan yang kita miliki. [caption id="attachment_87509" align="alignright" width="281" caption="Hati ditimbang melawan sehelai bulu elang"]
[/caption] Di sana, di hadapan dewa
Osiris "The Lord of Eternity",
Anubis "The god of dead",
Maat "the god of justice" ,
Horus dan empat puluh dua dewa sebagai hakim.....hati kita akan ditimbang melawan sehelai bulu elang. Jika hati kita lebih ringan dari bulu elang itu, maka selamatlah kita. Sebaliknya jika tidak, maka kita akan diserahkan kepada monster pemangsa di dunia bawah...
Amemit yang berkepala buaya, bertubuh kuda nil dan berkaki singa....
Ba adalah "arwah gentayangan" dari diri kita, yang menemani ketika kita terbaring di makam peristirahatan. Ia menemani kita menunggu hasil akhir persidangan alam baka, melayang-layang di sekitar jasad kita.
Terkadang ia juga
keluar dari makam untuk bergentayangan mengunjungi sanak keluarga. Ia masih merasakan lapar, haus, kepanasan, kedinginan dan rasa letih. Sanak keluarga memberi makan dan minum bagi arwah gentayangan ini berupa lantunan doa-doa. Dan melantunkan mantra-mantra untuk melindungi arwah tersebut dari serangan ruh jahat yang dikirim oleh dewa
Set. Dewa yang satu ini dalam perjalanan sejarah kemudian dianggap sebagai "setan" atau "iblis" yang jahat. Padahal dalam konsep awalnya, Set adalah dewa yang sama agungnya dengan dewa Osiris. Jika hasil persidangan telah diumumkan, maka Ba melesat ke dunia bawah menyusul Ka dan menyatu dengannya. Keduanya saling melebur dan mewujud menjadi
Akh....ruh yang abadi untuk menaiki sampan menuju matahari....menuju "surga"...yang digambarkan sebagai tempat yang hanya ada kebahagiaan bersama orang-orang yang kita cintai...dengan sunga Nil yang mengalir tenang..buah-buahan warna warni....tanaman gandum yang berlimpah. Pokoknya gambaran tempat yang paling ideal indahnya sesuai kultur mesir kuno di saat itu. (Hmm...kedengaran mirip ?....) Di dalam "surga" abadi itu, kita akan menjalani kebahagiaan dengan menggunakan jasad fisik kita sendiri. Yang sudah dihidupkan dengan ruh Akh yang abadi. Sehingga sangatlah penting untuk menjaga keutuhan jasad kita di ruang pemakaman. Jika jasad kita rusak, maka ruh Akh tidak akan punya wadah lagi. Dan Akh akan kembali bergentayangan melintasi ruang dan waktu selamanya! Itulah mengapa jasad kita ketika mati dibalsem dan diawetkan menjadi mumi. Jasad kita juga harus diamankan dari kerusakan akibat iklim maupun tangan-tangan jahil. Itulah mengapa mereka kemudian membangun piramida yang tebal dindingnya dengan pintu-pintu rahasia. Kematian pada masa tiga ribu tahun sebelum kalender masehi dulu....jelas bukan sebuah akhir cerita....
"Make a way for me, my soul, my spirit and my shadow, for I am equipped, I am a transfigured spirit." Spell 91,
Book of the Dead .. Disarikan dari berbagai sumber. Gambar-gambar dipinjam dari google.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya