Mohon tunggu...
Pidato Semprul 17an Janu
Pidato Semprul 17an Janu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

memunguti remah-remah pengembaraan...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Artiyail, Malaikat Penghapus Kesedihan...

27 Desember 2009   13:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:45 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_44339" align="alignleft" width="300" caption="An angel in ancient Persian paintings, 15th century, manuscript of Miraj Nama"][/caption] Akulah Artiyail, Malaikat pelipur lara dan penghancur kesedihan. Aku dicipta dengan rahmatNya, yang dikirimkanNya untuk menghibur manusia semuanya. Aku diciptakan untuk menyeka kesedihan dan rasa sakit dari nafas mereka yang dicintaiNya. Aku, dengan izinNya, mengembalikan manusia kepada kehidupan normal mereka dan membebaskan mereka dari kesempitan, rasa sakit karena depresi, dan kegelisahan.." ... Penyakit jiwa adalah ujian terberat yang dikirimkanNya kepada manusia untuk mengingatkan mereka, bahwa mereka tidak boleh hanya mengejar-ngejar segala yang bersifat jasmaniah dan melupakan warisan sifat-sifat kemalaikatan mereka. Para malaikat selalu mengingatNya. Jika mereka berhenti mengingatNya, maka mereka akan serta-merta sirna. Demikian pula dengan manusia, yang perlu terus mengingatNya Sang Maha Pencipta Segala, Yang Maha Melingkupi mereka agar kehidupan mereka senantiasa dalam kebahagiaan dan bersyukur. IA memerintahkan para malaikat untuk melayani mereka yang mengingatNya, dan menegur mereka yang melupakan dan mengabaikanNya. Bayi dan anak-anak menangis karena pahitnya obat. Manusia dewasa memahami kebutuhan mereka akan energi kemalaikatan dari kebajikan dan keindahan, dan jika mereka memilih untuk mengabaikan kebutuhan semacam ini, maka mereka diperingati melalui obat pahit berupa depresi. Sebuah shocks atas mereka yang mengabaikan dan melupakanNya, Maha Pencipta kebajikan dan keindahan. Sifat kemalaikatan kita adalah dalam zikir kita kepadaNya dan mewujud indah bagi semua makhluqNya. Sementara sifat-sifat yang kasar hanyalah utk konsumsi hewan. Ketika manusia menjadi lupa dari mengingatNya, maka karat bertambah dalam hatinya. Depresi mengendap dan melankoli menemukan rumah tinggal tetapnya. Sebagaimana sabda Kanjeng Nabi, "Segala sesuatu ada semirnya. Dan semirnya hati adalah mengingat (zikir) kepadaNya" Depresi adalah penyakit bagi hati dan jiwa yang tidak peduli. Hati yang waspada akan selalu menjaga kepercayaan dan harapan dan iman, dan menempati gerbangnya sebanyak malaikat pelindung yang diciptakanNya. Ia tidak pernah mengizinkan kegelapan depresi dan keraguan untuk masuk. Ia menjaga hati sebagaimana menjaga harta benda yang berharga dari jarahan pencuri. Dengan mengingatNya hati kan senantiasa terjaga. Dengan mengingatNya manusia dimuliakanNya. Dengan zikir, manusia menjadi cahaya...sebagaimana malaikat bercahaya. . Disarikan dan dibahasakan kembali dari buku "Angels Unveiied" , sebuah penyingkapan rahasia malaikat-malaikatNya. Tersedia edisi bahasa Indonesianya, dengan judul "Dialog Dengan Para Malaikat: Perspektif Sufi", Penerbit Hikmah.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun