Mohon tunggu...
Pidato Semprul 17an Janu
Pidato Semprul 17an Janu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

memunguti remah-remah pengembaraan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FSC] Menarilah Bersamaku ...

13 Agustus 2011   17:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:49 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duhai jiwa-jiwa yang sedang mencari....Untuk kehausan perjalananmu reguklah curahan kesejukan ini, yang mengalir dari danau keberadaan-Nya yang maha melingkupi segala fenomena. Dan basuhlah dahaga pengembaraanmu dengan keikhlasan pengakuan, bahwa engkau tak memiiki daya dan kekuatan di hadapan semua ketetapan-Nya. Ketika engkau merasa kehilangan IA, manakala engkau nelangsa jauh dari-Nya. Ketika engkau merasa tak pernah kunjung menemukan IA, semuanya adalah cara-Nya untuk membuatmu semakin merindukan pertemuanmu dengan IA. Bukankah "pulang kembali" memerlukan jarak? Dan "menemukan" memerlukan kehilangan?..... Duhai jiwa-jiwa yang merasa lelah berlari...Berhentilah sejenak disini dan rebahkan dirimu ke dalam dekapan ketiadaan berjuta keinginan. Telah jauh engkau berlari melintasi savana, mendaki pegunungan tinggi, mengarungi badai samudera, tuk membuang resahmu. Marilah ke dalam pelukanku...melenyapkan semua eksistensi dan wujud ke-aku-an mu ke dalam satu penyaksian..Tiada aku yang lain selain AKU!...tiada aku dalam hari-harimu, tiada aku dalam ribuan ritual sujudmu, tiada aku dalam berdiri sholat-sholat malam mu, tiada aku dalam lantunan doa dan puji-pujian mu. Lenyapkan aku mu dalam pengejaran semu mu, maka akan kau temukan AKU...dan kedamaian sejati batin mu... Duhai jwa-jiwa yang terluka...izinkan aku mencabut serpihan tajam yang menusuk-nusuk hatimu, dan membalut perihnya luka yang dalam dengan putaran demi putaran keikhlasan penerimaan. Dalam lapisan demi lapisan keberbaiksangkaan terhadap Cinta dan pemeliharaan-Nya yang menjangkau masa yang jauh serta dimensi hikmah yang tersembunyi...untuk kebaikan yang paripurna bagi semua makhluq-Nya. Berlapis ketetapan yang telah IA hamparkan sebagai jalan hidup kita, jalan bertabur tawa maupun jalan yang basah oleh air mata....dalam kemudahan maupun kesulitan...semuanya adalah rencana-Nya, dalam Cinta dan pengetahuan-Nya yang Maha melingkupi semesta. Mari kubalut lukamu dengan lapisan demi lapisan keikhlasan, agar menjadi ringan hatimu.... Duhai jiwa-jiwa yang mencinta....menarilah bersamaku...sehingga kuhantarkan pesan-pesan cinta-Nya ini ke dalam relung hatimu..... . Ramadhan, 14 Agustus 2011 . Penulis: Janu Dewandaru.  Nomor Peserta: 258 NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke akun Cinta Fiksi .dengan judul postingan : Inilah Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun