Saran saya: tulislah alamat dengan selengkapnya. Itu mungkin cukup membantu kerja kurir dan mereka yang berada di lapangan dan . Hanya menuliskan Wonorejo sekian diikuti nama kota Surabaya? Ada 3 wilayah terpisah dengan nama jalan Wonorejo di Surabaya saja. Saya belum tau untuk daerah lain.
3. Kondisi dan Karakter Konsumen Penerima Paket
Ada konsumen yang ogah repot ada yang tidak. Ada konsumen yang supersibuk dan ada yang tidak. Konsumen yang sering berinteraksi dan mempunyai jalinan sosial yang baik dengan masyarakat sekitarnya membuat pengiriman jadi lebih mudah.Â
Sekadar dititipkan tetangga pun gampang jika konsumen tadi terhalang sesuatu, misalnya kesibukan, ke luar kota dan lain sebagainya. Tapi yang saya maksud dengan kondisi tak hanya itu saja.
Tak sekali dua kali dijumpai adanya bel rumah tapi tak ada respons dari dalam rumah. Pada titik ini, seorang kurir akan mengira rumah tersebut dalam keadaan kosong. Namun hal ini tidak selalu demikian dan memang ada banyak penyebab, apalagi suara bel rumah ada yang terdengar oleh pemencet bel dan ada yang tidak.
Saat pemilik rumah dikonfirmasi pada pengiriman berikutnya---atau melalui pesan chat/telepon, ada beberapa alasan mengenai bel mati ini: "oh, itu belnya memang nggak fungsi mas." "Oh, itu belnya sengaja dimatikan soalnya sering dibuat mainan anak-anak." "Iya mas kalau siang sengaja dimatikan, soalnya biasanya ada pengirim tabung elpiji."Â
Entah apakah yang dilakukan kurir elpiji ini sehingga dihindari oleh pemilik rumah, tapi hal ini menjadikan pengiriman agak sulit---dan perlu diulang. Serupa juga dengan konsumen yang punya nomor ponsel tapi di-'silent'.
Kadang, ada konsumen yang seperti menggampangkan seakan kurir ini 'dewa ngalamat'. Jadi yang tertera di paket: dari sebelum tol belok kanan ada rumah bla-bla-bla. Plus nomor ponsel. WTF. Tak jarang ada ponsel yang tak punya aplikasi WA. Sebuah kondisi yang menjengkelkan bagi kurir baru dimana komunikasinya akan menguras pulsa.
Dan, ada juga perusahaan yang mengubah aturan: awalnya paket dapat dianggap diterima saat dititipkan di pos satpam. Namun kemudian kebijakan pun berubah. Jika ada pengiriman paket maka karyawan yang menerima paket yang bersangkutan yang harus menemui kurir di pos satpam. Mengapa demikian? Karena ada kasus dengan jasa kurir lain dengan indikasi status 'paket telah diterima' padahal 'paket tidak ada di pos satpam'. Apakah satpam mengambil? Apakah kurir tersebut mencuri? Apakah masuk dalam tas tamu secara tak sengaja? Apakah tercecer? Ada sederet kemungkinan.
4. Komunikasi yang 'Slow Response'
Hal ini terkait dengan pihak konsumen, tapi kadang juga pihak kurir. Bagaimana bisa?