Entah apa yang dipikirkan oleh para programmer ketika mereka selalu mengetikkan frase ini pada baris pertama sesuatu. Saya bukan programmer. Cuma follower yang entah mengapa juga menuliskan judul tersebut.Â
Yakin itu pun bukan bertujuan supaya wanita terkesan. Karena sepanjang wawasan saya yang kurang aduhai, mereka pun sedikitnya mabuk kepayang dengan gelimang harta, jika bukan aksesoris atau kosmetik. Atau makanan. Atau juga perkakas dapur. Yang ingin saya cita-citakan saja belum kesampaian, malah sering kena tipu orang.Â
Syahdan, memang dunia ini tidak aman buat insan lugu seperti saya. Ketika saya bersedih karena sering ditipu, entah mengapa kondisinya tidak segera berbalik: saya ganti menipu mereka. Jadi jika bukan 1-0, ya 2-0, 3-0 dan seterusnya. Tak ada 1-1 atau minimal 11-12 dengan selisih angka tipis.Â
Andai saja dunia memang tidak selebar daun kelor, pasti saya akan bertemu Nicole Kidman jalan-jalan blusukan di Pecindilan Surabaya. Atau naik bukit tanggul danau Lapindo.Â
Sayangnya, dunia ini memang luas dan para penipu pun melenggang kangkung. Pindah RW kampung sebelah saja mungkin tidak terlacak oleh tetangga pun. Karena individualistis kita yang semakin tinggi. Karena kita semakin tak peduli. Karena kita juga pindah ke tempat yang hening, memilih melipir dari kehidupan getir masa lalu. Guna meneruskan sisa segalanya sampai tak punya apa-apa.
Saya pikir, tulisan pertama seseorang akan cenderung diabaikan pembaca. Oleh sebab itu saya menuliskan sesuatu yang agak unfaedah macam begini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H