Malam telah tiba. Suasana di kerajaan itu sepi. Hanya terdengar suara jangkrik dan air hujan.
Para warga berada di rumah masing-masing. Termasuk si gadis penjual bunga yang sibuk di dalam toko bunga. Meski majikannya menyuruhnya untuk beristirahat, ia tampak asyik menata kumpulan bunga.
"Ini aneh." Katanya berbicara sendiri.
"Bunga ini tergeletak disini. Kemarin juga. Padahal aku sudah menaruhnya di loteng."
Ia memegang satu bunga mawar. Tangkainya kecil. Ada duri yang mencuat dari batangnya. Kelopaknya besar dan berwarna merah. Cantik sekali.
"Anak nakal, ayo kembali ke atas."
Saat ia hendak membawa mawar itu ke loteng, tiba-tiba tangannya tertusuk oleh durinya. Mawar itu terlepas dan terpental ke tanah.
"Hai!"
Sebuah suara tak dikenal mengagetkan si gadis. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi tak ada siapapun selain dirinya.
"Jangan takut. Ini aku. Lihatlah ke bawah." Kata suara itu lagi.
Gadis itu membungkuk ke arah bunga mawar, menatapnya lekat-lekat lalu mendekatkan wajahnya sehingga hampir menyentuh kelopaknya. Namun saat ia makin dekat, tiba-tiba bunga mawar itu bergerak sendiri dan meloncat-loncat. Si gadis kaget dan menjauh dari bunga aneh itu, namun bunga itu berbicara lagi.