Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menara Hidup

17 Januari 2021   00:45 Diperbarui: 17 Januari 2021   01:34 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung elang di atas pohon (Sumber Ilustrasi: Pixabay)

Tahukah engkau apa yang kutakuti?
Bukan tuhan atau setan
Tapi sepasang mata
Yang terus meniti hidupku yang sempit

Bagai sebuah menara
Yang ditopang oleh akar bumi
Ia berputar di atas langit

Berpendar dan bersiul
Sambil menatap sekawanan mati
Di bawah gua dan gurun pasir

Tahukah engkau yang paling kucinta?
Sepasang mata yang lurus
Menatap gerak - gerik debu di tengah angin
Dan melantunkan nyanyian malam yang menggoda

Tahukah siapa dia?
Ya
Dia sepasang mata yang tak berkedip
Karena bumi selalu diawasinya
Di bawah pengaruhnya
Di atas pangkuannya

Menara itu hidup
Bergerak, berjalan, dan melihat
Apa - apa yang belum dijamahnya
Dan melupakan yang telah didambanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun