Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Dua Kucing Berlatih Menjadi Master

19 Desember 2020   00:31 Diperbarui: 19 Desember 2020   00:58 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Pixabay

Di suatu desa kucing, ada seorang guru yang melatih dua kucing. Kucing berwarna oranye bernama Ndel. Sedangkan kucing yang berwarna hitam putih bernama Ndul. Mereka belajar menjadi kucing yang hebat kepada seekor kucing yang sudah berusia tua.

"Untuk menjadi kucing yang hebat, aku akan mengajari kalian beberapa keahlian. Sekarang yang pertama, aku akan mengajari kalian bagaimana cara mencakar."  Kata sang pelatih kepada dua kucing imut di depannya.

"Ndul, ayo belajar mencakar!"
Ndul menirukan pelatihnya. Tangannya mengasah kuku -- kukunya di batang pohon. Setelah itu, Ndul disuruh mencakar kayu yang lebih keras. Meski capek, Ndul terus berlatih.
"Ndel, dimana kamu?"
Pelatih mengawasi sekitar. Ternyata Ndel sedang asyik kejar -- kejaran dengan kucing lain. Mereka tampak senang sekali.
"Ndel, ayo belajar mencakar!"
Ndel menoleh sekilas lalu menjawab, "Sebentar, Guru! Aku ingin bermain kejar -- kejaran dengan mereka."  Lalu Ndel berlari lagi.
**
Esok harinya, latihan dilanjutkan. Kini di hadapan Ndel dan Ndul ada sebuah bola kecil. Pelatih menyuruh keduanya untuk menggigit bola itu saat dilempar ke arahnya.
"Ndel, saat kulempar bola ini. Gigitlah dan bawa kepadaku!"
Lalu sang guru melempar bola itu jauh ke belakang Ndel. Melihat itu, Ndel segera berlari ke arahnya. Ia berhasil menangkapnya. Namun karena bola itu bulat dan lucu, bukannya digigit tapi malah digiring ke kanan dan ke kiri oleh kedua tangannya. Jadilah ia pemain sepakbola yang menggiring bola kesana -- kemari.
Pelatih yang melihat kejadian itu hanya menghela napas panjang.
"Kenapa, Guru?"  Tanya Ndul.
"Tidak, tidak kenapa -- kenapa."  Jawab gurunya.
"Guru, masih ada bola lagi?"
"Sebentar, aku cari dulu."
Setelah menemukan satu bola lagi, sekarang waktunya Ndul belajar menggigit bola.
"Ndul, sekarang kamu. Sama seperti Ndel, waktu aku lempar bola ini ke arahmu, tangkap dan gigitlah. Bawa bola ini kepadaku."
Lalu pelatih melempar bola itu, dan Ndul mengejar lalu menangkapnya. Ia mencoba menggigit dengan taringnya, tapi ternyata tidak mudah. Setelah berkali --kali mencoba, akhirnya bola itu berhasil digigit dan dibawa ke gurunya.
Latihan cukup pada hari itu. Guru menyuruh Ndul pulang dan istirahat. Sementara Ndel masih asyik bermain dengan bola kecil itu. Setelah capek, baru ia berhenti dan ketiduran hingga malam harinya.
**
Esok paginya, guru mengajak Ndel dan Ndul jalan -- jalan ke hutan. Lantas ia menyuruh keduanya untuk menangkap seekor mangsa apapun yang ada di hutan itu. Ndul dan Ndel pun segera melesat dengan girang.

Setelah seharian menunggu, keduanya kembali kepada sang guru sambil membawa mangsa mereka masing -- masing. Ndul, karena sudah giat berlatih maka dia tak kesulitan menangkap seekor tikus.

Ndul menggunakan cakarnya yang tajam untuk menangkap tikus, dan menggunakan taringnya yang kuat untuk menggotong tikus kepada gurunya.

Sedangkan Ndel, yang waktu belajarnya dihabiskan buat bermain saja, baru bisa menangkap seekor kecoa. Itu pun kecoanya cuma pura -- pura mati untuk mengelabui Ndel. Ndel tidak tahu kalau kecoanya masih hidup, dan akan melesat secepat kilat saat Ndel lengah dari penjagaannya.
***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun