Saat air laut surut
Tanah tergelincir
Daun terbelai angin
Aku kembali nmelanglang buana
Meneliti semesta
Dengan ujung jarum kecerdasan
"Apa ini?"
"Kenapa begitu?"
"Bagaimana bisa?"
Adalah benang yang kurajut
Harapku, akan tercipta kain lebar
Yang mampu membungkus tubuhku
Dengan merah menyala
Dan rias mempesona
Sampai waktu bertanda koma
Ternyata bukan hanya aku
Banyak pengembara datang, lihat dan menang
Menurutku
Namun kadang aku malu
Pada daun talas yang goyah
Dan lumpur danau yang becek
Tendanglah pohon randu, ia takkan mengomel
Pujilah air, tak bakal ia rindu
Semua mengarah kesana
Kembali ke pohon, kembali ke pondok
Karena itulah rumah
Yang dirindukan oleh banyak petualang
Yang terlalu jauh bermain
Dan lupa akan tanah air
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H