Suatu hari yang tak pasti
Aku ingin membuat sebuah guci
Guci kuno dengan ukiran naga dan lekukan ikan
Aku mengambil segenggam tanah dan secangkir air
Lalu kulebur jadi satu
Melumatnya, mengikisnya
Membantingnya hingga kuat dan kokoh bagai batu karang di Pantai Utara
Saat matahari hampir terbenam
Dan burung hantu mulai gentayangan
Guciku telah sempurna
Aku mundur selangkah
Melihatnya berputar searah jarum jam
Memandangnya dari sudut jauh
Ternyata...
Ia tak sesempurna kataku
Aku menggenggam sisa tanah
Meremasnya hingga menguap menjadi abu dan debu
Kukira...
Tanah ini bisa kubuat guci
Tapi...
Terlalu indah tuk jadi kenyataan
Karena banyak tekanan dan kepura - puraan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H