Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Guci Kuno

15 Oktober 2020   00:26 Diperbarui: 15 Oktober 2020   00:30 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu hari yang tak pasti
Aku ingin membuat sebuah guci
Guci kuno dengan ukiran naga dan lekukan ikan

Aku mengambil segenggam tanah dan secangkir air
Lalu kulebur jadi satu
Melumatnya, mengikisnya
Membantingnya hingga kuat dan kokoh bagai batu karang di Pantai Utara

Saat matahari hampir terbenam
Dan burung hantu mulai gentayangan
Guciku telah sempurna

Aku mundur selangkah
Melihatnya berputar searah jarum jam
Memandangnya dari sudut jauh
Ternyata...
Ia tak sesempurna kataku

Aku menggenggam sisa tanah
Meremasnya hingga menguap menjadi abu dan debu

Kukira...
Tanah ini bisa kubuat guci
Tapi...
Terlalu indah tuk jadi kenyataan
Karena banyak tekanan dan kepura - puraan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun