Suatu malam yang bisu dan remang, aku bersandar kepada kesunyian
Sunyi ala gua Jepang, tapi ayem bagai berada dalam pondok tengah hutan
Pernah seorang bertutur, di sini bukan tempatnya ketenangan
Akan kau temui duri menyayat kaki, siulan mengusik telinga, dan palang-palang dadakan
Karena dunia adalah tempat pertukaran
Aku tak percaya bualan manis itu, karena kini dunia bersamaku
Rangkul ia, maka pagimu takkan terganggu
Peluk ia, maka malam kan jadi teman dekatmu
Begitu yakin dan kudekap erat mereka, sampai diriku tak terburu waktu dan nafsu
Aku damai, dan tak kan ada yang bisa menukarnya
Saat hening dan sepi kembali menyelimutiku, seekor nyamuk datang dan merayuku
Pipiku tergores oleh ciuman mesranya
Setitik darah membekas, menyalakan gairah untuk menyergapnya
Aku makin melawan, ia maju makin tanpa enggan
Di tengah riuhnya dengingan, samar kudengar rintihan lirih
"Tak akan ku kalah, karena aku hidup bukan untuk kalah"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H