Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta Bagai Sedotan Plastik

8 Agustus 2020   03:12 Diperbarui: 8 Agustus 2020   03:11 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kata pujangga, hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga
Bertemu kehampaan dan kegamangan
Ditemani kesepian dan kesendirian

Kata siluman babi, cinta bagai perlombaan tikus dalam roda
Nikmat sekali dibusur panah asmara, tapi pedih sekali ditinggal belahan jiwa
Begitulah cinta, deritanya tiada akhir

Kata raja beristri lusinan wanita, cinta adalah bumbu hidangan kerajaan
Bisa kau buat asin dan gurih, atau manis memikat hati
Namun waspadalah, kalau berlebihan tubuhmu akan sakit, nalarmu bakal lumpuh dan kerajaanmu akan tumbang sekali usap

Pak Cik bukan pujangga atau raja, apalagi siluman
Kata orang, dia orang seperti orang yang menyebutnya
Menyukai gadis, patah hati, dan punya istri hingga beranak - pinak berkali lipat
Merasakan pahit - manisnya hidup dalam liukan cinta tak terhitung banyaknya

Sampai di suatu kelokan sungai kekinian
Pak Cik berkisah tentang cinta
Katanya, cinta itu sederhana
Sederhana bagai sedotan plastik
Kalau dilihat bening, tak ada ragu tak ada dusta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun