Indonesia, orang mengenal bangsa ini sebagai bangsa yang ramah dan santun terhadap bangsa lain, sehingga para wisatawan mancanegara merasa berada di daerahnya sendiri saat berbaur dengan masyarakat daerah di Indonesia. Selain itu, Indonesia sudah merdeka lebih dari setengah abad, kemerdekaan bangsa Indonesia patut disyukuri karena Tuhan memberikan kesempatan kepada rakyat asli Indonesia memimpin negara ini agar lebih baik. Namun, sudah lebih dari setengah abad bangsa ini merdeka tetapi kesusahan dan kesulitan serta kemiskinan selalu menghantui mereka. Berbeda dengan negara yang dijajah seperti Australian dan Amerika yang merupakan tanah jajahan tetapi para pendatang tersebut berhasil mengangkat harkat dan martabat bangsa tersebut walau saat ini kejelasan status kaum pribumi masih menjadi pertentangan di negara tersebut. Namun, penulis engan membahas lebih jauh mengenai negara lain, penulis ingin merefleksikan kepada para pembaca bahwasanya bangsa Indonesia walaupun sudah merdeka sejauh ini dan sampai kapan bangsa ini hidupnya setara di mata hukum, kehidupan sosial tanpa memandang kasta, kemakmuran rakyat serta wawasan yang luas tanpa merugikan orang lain.
Penulis mencoba merefleksikan beberapa dosa besar bangsa Indonesia yang menyebabkan bangsa ini tidak selalu maju seperti bangsa lain. Dosa besar pertama bangsa Indonesia adalah korupsi, aktivitas korupsi di bangsa ini mulai dirasakan tiap harinya, banyak kasus-kasus kriminalisasi serta ketidakseimbangan antara perbuatan dan hukuman. Contoh terbesar yang akan selalu di Ingat oleh rakyat ini adalah adanya kriminalisasi yang selalu absolut terhadap para kaum yang melawan korupsi, di Indonesia jika seseorang menjadi ketua KPK atau yang melawan korupsi maka mereka harus siap dikriminalisasikan oleh para oknum yang tidak mencintai Indonesia, karena korupsi maka Indonesia selalu berada di jurang kehancuran dan selalu berada diambang kehancuran, kenapa penulis menyatakan Indonesia dalam ambang kehancuran? Karena dengan korupsi maka pembangunan terhambat, bantuan sosial di kebiri, pendidikan yang mahal serta banyak hal lainnya yang bisa di tambahkan oleh pembaca kompasiana dimanapun berada, sehingga yang menanggung akibat dari korupsi ini adalah rakyat, jadi jangan heran jika di aceh, papua dan kalimantan meneriakan untuk membentuk negara sendiri atau bergabung dengan negara tetangga akibat dari korupsi itu sendiri.
Dosa kedua yang dimiliki oleh bangsa ini adalah ketidakseimbangan pendidikan, yang dimaksud dengan ketidakkeseimbang pendidikan ini adalah bahwasanya kualitas pendidikan di Indonesia sangat-sangat buruk sekali baik itu dari segi kualitas tenaga pendidik, fasilitas hingga lingkungan dari peserta didik. Penulis menggambarkan realitas dari ketiga masalah tersebut, dari segi kualitas tenaga pendidik di Indonesia saat ini tidak merata karena saat ini tenaga pendidik yang berada di perbatasan dan pedalaman sangat minim jumlahnya bahkan terkadang penulis menemui seorang tenaga pendidik di jam yang sama mengajar di kelas yang berbeda padahal di perkotaan tenaga pendidik sangat menumpuk sampai-sampai ada seorang lulusan yang backround sebagai tenaga pendidik di kota lebih memilik bekerja di perusahaan sawit dan perusahan besar karena gajinya dari pada jadi tenaga pendidik yang gajinya kecil jika honor (tidak berlaku bagi PNS, lihat “APBD Kab. Sintang 55% buat gaji PNS") lain lagi jika tenaga pendidik tersebut tidak mempunyai kualitas yang berakhir pada buruknya hasil lulusan dari tempat mereka mengajar.
Dosa yang ketiga tujuan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), mungkin para pembaca kompasiana sedikit bingung kenapa penulis menulis tujuan KPI, penulis coba mengambarkan bahwa saat ini manusia Indonesia di doktrin melalui televisi, dengan menonton televisi maka akan membentuk opini dan karakter orang Indonesia. Penulis memberikan contoh realitas adalah saat ini tayangan yang bergenre remaja hingga dewasa serta talk show yang tidak mendidik sangat menarik perhatian anak SD/SMP sehingga merubah karakter mereka menjadi “dewasa”, seperti anak SMP menyatakan cinta kepada anak SD (video menyatakan cinta), aktivitas seksual anak SD/SMP, anak SMA melakukan kriminal dan contoh banyak lainnya yang bisa ditambahkan para pembaca kompasiana lainnya.
Dosa yang keempat yang dilakukan oleh bangsa Indonesia yang dapat merusak masa depan bangsa dan negara adalah narkoba, penulis menambahkan narkoba di urutan ke empat karena dengan narkoba maka akan terputusnya rantai penerus bangsa, narkoba bisa menyebabkan pola pikir yang buruk, cacat bahkan kematian sehingga penulis menyatakan narkoba dapat memutuskan rantai generasi penerus bangsa. Korban dari narkoba sungguh sangat banyak, penulis menyoroti korban dari narkoba ini adalah anak SD (lihat infonya disini) berdasarkan informasi tersebut sebanyak 1200 anak SD mengkonsumsi narkoba, itu baru dari surabaya belum seluruh Indonesia, apa lagi data yang dirilis oleh BNN ada sekitar lebih dari 4,5juta orang aktif konsumsi narkoba dan angka tersebut akan selalu berubah tiap harinya.
Penulis hanya merangkum empat dosa besar yang akan merusak masa depan sehingga sampai kapanpun negara Indonesia akan selalu buruk perkembangannya karena negara ini sudah rusak akibat manusia tidak bermutu yang ada di Indonesia, manusia yang tidak bermutu itu adalah para koruptor dan orang yang tidak peduli masa depan penerus bangsa. Jadi, mari kita sebagai manusia Indonesia yang mencintai bangsa ini dan peduli akan generasi selanjutnya melakukan gebrakan yang dapat menyelamatkan korban dari dosa-dosa tersebut sehingga Indonesia bisa seperti Cina, Jepang dan Singapura yang mampu mengatasi empat dosa besar yang di alami oleh Indonesia dengan cara memperbaiki karakter birokrasi, menghukum beratkan para korupsi serta melakukan pengawasan terhadap orang di sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H