Mohon tunggu...
Daud Tamba
Daud Tamba Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pascasarjana

Suka membaca, menulis dan berpikir kritis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pandangan Teologis: Ibadah yang Berkenan Kepada Allah

22 Februari 2024   09:08 Diperbarui: 22 Februari 2024   09:09 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ibadah GPdI Sion Bulu Tolang (Sumber: Dokpri/Daud Tamba)

Di dalam Perjanjian lama "ibadat" berarti pelayanan yang dilakukan oleh para imam atau suku-suku lewi yang sudah ditetapkan Allah. Orang-orang Israel mendirikan kemah suci sebagai tempat beribadah kepada Allah. Kemah suci disebut juga "tempat kediaman", "kemah kesaksian", oleh karena undang-undang Tuhan disimpan di dalam nya, dan juga "kemah pertemuan", oleh karena dalam kemah itu Allah bertemu dengan umat-Nya. Kemudian di masa Raja salomo dan sampai masa Yesus bait suci menjadi pusat peribadatan orang-orang Yahudi di Yerusalem, sinagoge sebagai tempat ibadah orang-orang Yahudi.

Rasul Paulus melihat jemaat-jemaat yang ada di roma untuk memahami ibadah yang sejati, bukan hanya sekedar rutinitas yang sia-sia. Paulus mendorong jemaat-jemaat roma untuk memaknai persekutuan yang intim dengan Tuhan. Orang-orang Kristen harus melayani Tuhan dengan karunia-karunia yang sudah Tuhan sediakan, semua untuk membangun tubuh Kristus.

1. Mempersembahkan hidup (ayat 1)

Di dalam versi terjemahan Alkitab NKJV "Ia menasehati kamu" Paulus menasehati jemaat Roma dan menganggap semua jemaat Roma saudara di dalam Yesus Kristus. Rasul Paulus tidak memberikan tingkatan-tingkatan di dalam pelayanan, meskipun Paulus layak untuk menerima nya. Di dalam tulisan nya Paulus menganggap para hamba Tuhan lainnya sebagai rekan sekerja Allah.

"mempersembahkan" merupakan tindakan pengorbanan diri, berkorban secara total, hidup yang kudus. Kehidupan kudus berarti "dikhususkan untuk pelayanan Allah untuk digunakan sesuai tujuan-Nya". Paulus memperhatikan kehidupan jemaat yang roma yang masih hidup di dalam Yesus. Rasul menasehati agar mereka mempersembahkan hidup kepada Tuhan. Sebagaimana Kristus telah menyerahkan diri-nya hanya untuk melakukan kehendak Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib, para pengikut-Nya atau orang percaya harus menyerahkan hidup untuk Tuhan.

Kemudian kita berkenan kepada Allah, ini menunjuk pada suatu persembahan yang pantas dalam PL. Hal ini serupa dengan konsep tidak bercela atau persembahan yang diterima oleh Allah. Apakah kita sudah mempersembahkan hidup untuk Tuhan?

2. Perubahan Hidup kepada Kristus

Rasul Paulus menasehati jemaat Roma agar jangan menjadi serupa dengan dunia ini orang-orang percaya harus berubah secara radikal kepada keserupaan kepada Kristus, dituntun oleh Roh Kudus. Jemaat-jemaat roma mulai dipengaruhi oleh ajaran-ajaran yang menyimpang dari kebenaran. Keserupaan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah (1 Yoh. 2:15-17).

Pembaharuan akal budi, perubahan harus terus menerus dilakukan. Pembaharuan adalah milik Allah sendiri, pembaharuan adalah suatu kata benda tindakan, pikiran dan gaya hidup dari orang percaya baru. Pikiran mereka telah dituntun oleh Roh, pikiran yang ditebus dan menghasilkan gaya hidup yang benar.

"membedakan kehendak Allah" membedakan disini memiliki konotasi menguji dengan sebuah pandangan menuju ke arah persetujuan. Kehendak Allah adalah bahwa kita diselamatkan melalui Kristus, kemudian hidup sama seperti Kristus, Roh Kudus akan tinggal di dalam kita. Kehendak Allah yang baik dan sempurna menjadikan kita dewasa, matang, dan memahami hidup di dalam Kristus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun