Pesta demokrasi telah usai, hari ini Rabu, 14 Februari 2024 adalah hari penentuan siapa yang akan duduk sebagai pejabat baru. Hal tersebut tidak terlepas dari suara masyarakat Indonesia dari berbagai daerah nusantara, tentunya dari berbagai daerah memiliki hak suara terhadap calon pasangan lainnya.
Pada pukul 06:15 wib saya bangun dan mendengar suara rintik-rintik hujan yang merdu, membuat saya tidak ingin bangun dari tempat tidur. Saya berusaha untuk bangun dan mengingat bahwa hari ini merupakan momentum yang sangat berharga di hari Valentine dan hari pemilu, hal tersebut membuat saya bersemangat untuk bangun dari tempat tidur.
Rintik-rintik hujan yang semakin deras dari pukul 06:15-08.30 namun warga Bulu Tolang, Desa Sei Siarti, Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhan Batu memiliki antusias yang tinggi untuk memilih. Bukan hanya hujan lampu juga padam cukup lama, sekitar 2-3 jam, sekalipun hujan dan lampu padam warga tetap antusias dengan memakai payung untuk pergi ke TPS dan sebagian membawa kendaraan mobil.
Ada juga masyarakat menunggu agar hujan redah, lalu kemudian mereka pergi ke TPS untuk memilih hak suara. Saya bergegas untuk pergi ke TPS dan berhati-hati menaiki kendaraan, karena jalan licin atau becek disebabkan oleh hujan yang membasahi sepanjang perjalanan.
Saya melihat ada beberapa kendaraan hampir terjatuh, bahkan ada yang turun dari kendaraan dan kemudian mereka mengiringi kendaraan untuk melewati jalan yang licin atau becek. Masyarakat kesulitan jikalau musim hujan, bisa dipastikan seluruh jalan akan licin dan rusak, jalan-jalan masih tanah bebatuan, belum diaspal.
Namun ada hal yang menarik yang saya dengar dari warga setempat, ia mengatakan "Bagaimana memilih dengan kondisi jalan seperti ini, toh juga dipilih jalan ini akan tetap seperti ini." Seakan-akan masyarakat ingin agar pasangan calon lainnya yang akan menang memperhatikan jalan-jalan di pedesaan.
Ketika saya sampai di TPS ada banyak masyarakat yang menunggu antrian untuk memilih, saya juga menunggu sekitar 1 jam. Saya melihat contoh surat-surat suara dari pasangan calon lainnya dan dari partai-partai yang mengusung. Masyarakat sangat teliti dalam melihat contoh surat-surat pemilu.
Disela-sela saya menunggu antrian ada warga yang pro terhadap calon pasangan lainnya dan kemudian menawarkan agar memilih pasangan yang mereka mau. Hal itu membuat saya risih dan menjengkelkan, oleh karena ada hasutan-hasutan. Saya berpikir bahwa semua di TPS pasti mengalami hal yang serupa dengan saya.