"Ibu kita Kartini"
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Penggalan lagu indah yang diciptakan oleh W. R. Supratman menjadi suatu penghormatan kepada jasa R. A. Kartini yang berani membela dan memperjuangkan kaum perempuan Indonesia dimasa penjajahan Belanda.Â
Berlandaskan pada rasa prihatin terhadap minimnya pendidikan yang diterima oleh kaum wanita pada saat itu, Kartini mendobrak stereotip wanita yang hanya sebatas mengurus rumah, hingga dapat mencetuskan sekolah pertama untuk wanita di Indonesia pada 1903.Â
Ia adalah seorang feminis yang memperjuangkan martabat wanita. Bagaimana caranya agar kita semua dapat mempertahankan perjuangan R.A. Kartini?
Setiap 21 April, kita mengingat jasa Kartini, seorang perempuan yang memengaruhi sejarah Indonesia. Hari Kartini menjadi momentum yang tepat untuk kaum perempuan agar dapat bangkit hingga mencapai kedudukan yang setara dengan pria.
Sebuah hari yang menandakan kemerdekaan bagi perempuan, dalam mendapat hak dan kesetaraan dalam masyarakat. Bagaimana dengan kenyataan yang ada? Perempuan masih kerap direndahkan dan dianggap dibawah pria. Perempuan selalu dihubungkan dengan mengurus rumah, merawat anak, memasak, dan melayani suami. Perempuan masih belum dianggap pemimpin karena sifatnya yang lemah lembut.
Dilansir dari peacecorps.gov, masih banyak jumlah perempuan yang masih kekurangan hak untuk memiliki tanah, mewarisi properti, mendapatkan akses kredit, dan mendapatkan penghasilan yang sesuai dengan hasil kerjanya. Pada badan pemerintahan, perempuan secara besar masih kurang terwakili sebagai pembuat keputusan dalam badan hukum negara. Pada badan legislatif di seluruh dunia, meski 1 partisipasi dari politisi perempuan amat signifikan untuk mencapai demokrasi yang sejati, perempuan kalah jumlah 4 banding 1.