Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Lembaran Baru Perang ala Donald Trump 0.2 Dimulai

3 Februari 2025   02:12 Diperbarui: 3 Februari 2025   10:52 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kreasi pribadi, sumber bahan dari kompas.id

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika terakhir ini, lajim disebut sebagai episode Donald Trump 0,2 sejak awal telah menimbulkan banyak tanggapan dari berbagai pihak, dan kepemimpinannya diprediksi bakal menimbulkan kebingungan dan goncangan global.

Sejak masa kampanye pemilihan presiden, Donald Trump telah mengutarakan niat akan bertindak tegas terhadap negara lain yang dianggap merugikan perekonomian domestik Amerika Serikat. Dalam pidato pelantikan dirinya sebagai Presiden Amerika 20 Januari 2025, kembali digaungkan rencana perang tarif terhadap China, Mexico dan Canada.

Namun sehari setelah dilantik, niat itu diurungkan lewat perintah kepada kabinetnya untuk meneliti dan memperbaharui bentuk kerjasama ekonomi yang telah ada.  Kemudian direncanakan melakukan perbaikan bentuk kerjasama berdasarkan reorientasi kebijakan ekonomi mengutamakan kepentingan dalam negeri Amerika Serikat. Selaras dengan jargon kampanyenya berbunyi: "America First".

Ternyata kebijakan meredakan kegelisahan beberapa pemimpin dunia itu hanya sekedar mengulur waktu belaka.  Sabtu, 1 Februari 2025 tarif impor tinggi terhadap produk-produk asal Kanada, Meksiko dan China ditandatangani Donald Trump.

Terhadap produk Kanada dan Meksiko diterapkan tarif sebesar 25 persen, tetapi khusus produk energi Kanada dikenakan tarif sebesar 10 persen. Sedangkan terhadap produk China dikenakan tarif tambahan sebesar 10 persen dari tarif yang sudah ditentukan sebelumnya.

Kepada media Donald Trump mengatakan, kebijakan tarif ini dilakukan mempergunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA), karena adanya ancaman besar laju orang asing ilegal masuk ke Amerika, dan sebagai upaya memperkecil kemungkinan masuknya obat-obatan terlarang (fentanil opiat) yang dikuatirkan mematikan warga negara Amerika.

Donald Trump juga dengan tegas mengatakan akan kembali meningkatkan bea masuk ke Amerika jika Kanada, Meksiko dan China membalas kebijakan peningkatan tarif bea masuk ini.

Itulah kebijakan Donald Trump teranyar menimbulkan kontraversi dan mengundang kekuatiran para pemimpin dunia karena dapat memicu perang dagang baru, bahkan bisa berkembang jadi perang militer antar negara. Sedangkan para ekonom mengatakan kebijakan Donald Trump itu justru dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan menimbulkan inflasi. 

Padahal kebijakan perang tarif ini bukan hanya merugikan negara lain, tetapi dapat juga merugikan perekonomian Amerika dan memperburuk harga dan daya beli domestik.

Apakah kebijakan mengenakan tarif tinggi mengesankan Donald Trump "keras kepala" ini pertanda Amerika siap perang terbuka ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun