Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem bagaikan menyanyikan syair lagu untuk dirinya sendiri berbunyi, "Kau yang memulai, Kau yang mengakhiri".
Jika kita lakukan kilas balik ke proses awal-awal pembentukan pasangan calon presiden, Surya Paloh lah pertama memiliki paslon dibandingkan paslon lain, yaitu paslon bacapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Tampil terdepan, Surya Paloh meminang Muhaimin Iskandar dengan mengabaikan Agus Harimurti Yudhono yang sebelumnya penuh harap dipasangkan dengan Anies Baswedan. Sebaliknya, Muhaimin Iskandar yang kemudian jadi pasangan Anies Baswedan merupakan calon pasangan Prabowo Subianto yang digadang-gadang.
Surya Paloh ketika itu jadi pusat perhatian karena berhasil jadi "the king maker", mampu mempengaruhi konstelasi atau peta politik pencapresan. Tokoh elit politik terdepan mengusung paslon bacapres dan bacawapres.
Paska Pilpres, sesaat setelah KPU mengumumkan hasil rekapitulasi suara Pilpres 2024, Surya Paloh juga jadi orang pertama terdepan merubah peta politik koalisi yang ada, setelah sebagai Ketua Umum di pendukung Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto, juga jadi yang pertama menerima hasil rekapitulasi perolehan suara Pilpres dan Pileg.
Ganjaran yang diperoleh Surya Paloh sebagai orang pertama ketua partai di luar pendukung Prabowo memberikan ucapan selamat, maka Prabowo Subianto berkenan berkunjung dan menemui Surya Paloh di markas besar Partai Nasdem, Nasdem Tower.
Beruntung dan sangat berharga Surya Paloh dalam hal ini karena Calon Presiden terpilih justru yang menemui dirinya, bukan sebaliknya dirinya yang menemui Capres terpilih.
Dalam hal ini patut Surya Paloh diberikan nilai plus, karena manuvernya berhasil menarik perhatian Prabowo Subianto. Sudah barang tentu dengan pertemuan ini berlaku pepatah berbunyi "tidak ada makan siang gratis".Â
Ini maksudnya bukan program yang akan digulirkan Prabowo Subianto yang berencana akan melaksanakan program makan siang gratis dimasa pemerintahannya.
Tidak ada makan siang gratis, dalam hal ini, terutama dalam pertemuan Prabowo Subianto dengan Surya Paloh, meminjam peribahasa Amerika "No Free Lunch", sebagai idiom berarti hal-hal yang nampak gratis selalu memiliki biaya yang harus dibayar oleh seseorang.