Menurut pengalaman selama ini di setiap pelaksanaan Pemilu di Amwrika, hasil pemilu di enam negara bagian ini sangat menentukan siapa memenangkan pilpres.
Menurut Max Abraham, pakar politik Northeastern University Boston, menurunnya elektabilitas atau dukungan terhadap Joe Biden dipengaruhi kebijakan Amerika terhadap Israel di Gaza.
Padahal pada kampanye pemilu sebelumnya Joe Biden berjanji akan mengakhiri "Perang Abadi" konflik di Gaza. Sikap Biden yang mendukung Israel menimbulkan kekecewaan publik Amerika, khususnya pemilih umat muslim.
Mereka merasa dikhianati Biden, sehingga menimbulkan penolakan terhadap Biden dari kalangan umat muskim, kelompok progresif, bahkan menimbulkan perpecahan dukunganhan di kalangan internal partai Demokrat.
Maka wajar Joe Biden marah dengan berteriak mengumpat dalam pertemuan pribadi di Gedung Putih bulan Januari 2024 lalu setelah mengetahui angka jajak pendapat memposisikan dirinya mengalami penurunan drastis.
Biden kemudian meminta para pembantunya meminimalisir kemungkinan kegagalan dan kekalahan di Pilpres yang akan datang.
Itulah ekspresi kegalauan Joe Biden saat ini menghadapi konstestasi Pilpres 2024. Mari kita cermati perkembangan selanjutnya, apakah Joe Biden memperoleh peluqng terpilih kembali jadi Presiden Amerika Serikat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H