Dalam perspektif Alkitab uang sebenarnya bukan jadi sumber masalah jika uang dilihat sebagai alat tukar atau standard pengukur nilai. Uang kemudian menjadi masalah apabila seseorang menjadikan uang tersebut tujua utama dan menjadikannya sebagai prioritas hidup. Bekerja dipandang bukan sebagai panggilan hidup dan aktualisasi diri, tetapi bekerja dipandang hanya untuk mencari uang dan kekayaan baik melalui jalan yang benar dan salah.
Motivasi hidup dan bekerja yang hanya berorientasi mengumpulkan uang sebanyak mungkin merupakaan godaan untuk menjadikan seseorang sangat mencintai uang dan harta benda. Dengan kata kata lain dengan prinsif yang demikian hanya akan menjadikan seseorang sebagai hamba uang. Hal itu bertentantangan dengan perspektif Alkitab yang jelas-jelas menentang gaya hidup materialistik dan konsumerisme.
Sebagaimana yang terulis dalam Alkitab berbunyi "Carilah lebih dahulu Kerajaan Allah" (Matius 6 : 33) maka sesungguhnya tujuan utama umat manusia adalah mencari kebahagian sejati lewat jalan mengikuti ajaran dan kerajaan Allah, sedangkan harta dan kekayaan itu hanya kenikmatan duniawi, oleh karena itu Lukas 12 : 15 mengingatkan : " Berjaga dan waspadalah terhadap ketamakan, sebab walaupun orang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak bergantung pada kekayaannya".
Salah satu prinsip penting memandang uang dari perspektif Alkitab adalah, "Sama seperti semua hal lain, kekayaan juga dari, oleh dan untuk Allah" (Roma 11 :36), dan "Kita harus memuliakan Tuhan dengan harta kita". (amsal 3 :9).Â
Uang, harta dan kekayaan yang kita miliki harus dipandang sebagai ruang dan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk kita nikmati, semua itu berkat kasih dan karuniaNya yang patut disyukuri, dan kita harus melihat kenikmatan itu adalah milik Tuhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI