Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Investasi Bodong Versus Kebebasan Finansial Lewat Bijak Berinvestasi

11 Februari 2023   23:07 Diperbarui: 11 Februari 2023   23:08 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lapor aset investasi di SPT Tahunan. SHUTTERSTOCK/Elle Aon. Kompas.Com

Ada adagium berbunyi "Biarkan uang yang bekerja untuk anda, Bukan anda bekerja untuk uang".  Ungkapan tersebut, yang pada intinya merupan kalimat untuk memberi motivasi, ternyata mampu menyihir seseorang untuk berpikir pendek dan pragmatis. Yaitu membayangkan suatu kondisi yang sangat enak dan indah dimana tanpa bekerja keras memperoleh uang dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat.

Kalimat sugesti tersebut memang lajim disampaikan dalam training atau pelatihan tentang arti penting investasi terutama berkaitan dengan metode "passive income" untuk kebebasan finansial. Tetapi sering disalah artikan audiens sebagai salah bentuk investasi yang dianggap mudah dilakukan untuk memperoleh imbal balik atau keuntungan tanpa perlu kerja keras. Berbeda dengan "active income" yang berupa penghasilan atau gaji yang didapatkan dari profesi atau pekerjaan.

Padahal dalam melakukan investasi, apapun bentuk investasi itu, selalu mengandung resiko, ada unsur spekulasi (gambling), dan memiliki resiko tinggi (high risk) ditimpa buntung disamping harapan memperoleh untung.

Dalam melakukan investasi dibutuhkan keterampilan manajemen resiko dengan cara memilih bentuk investasi yang tepat serta sesuai dengan konsep investasi yang berlaku umum, agar tidak terjebak dalam investasi bodong.

Belakangan ini jagat bisnis Indonesia kembali dihebohkan oleh investasi bodong yang dilakukan beberapa koperasi yang mampu mengumpulkan uang nasabah dalam jumlah sangat besar, tetapi kemudian tidak mampu memberi imbal balik maupun pengembalian uang nasabah (gagal bayar), sehingga menimbulkan perselisihan dan gugatan. Contohnya kasus Koperasi Simpan Pinjam / KSP Indosurya.

Tingginya minat masyarakat melakukan investasi sebenarnya merupakan fenomena menggembirakan, karena merupakan salah satu indikator kemajuan masyarakat dalam mengelola keuangan atau investasi meningkatkan passive income disamping active income. Dan merupakan salah satu bukti terjadinya peningkatan pendapatan (income) masyarakat, karena uang yang di investasikan untuk memperoleh passive income adalah uang tabungan.

Kemudian, tingginya minat melakukan investasi untuk memperoleh passive income merupakan tindakan bijaksana untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi diluar perkiraan dikemudian hari, misalnya kena PHK (pemutusan hubungan kerja), atau sebagai persiapan menghadapi pensiun dan memenuhi kebutuhan di hari tua.

Kebutuhan pentingnya melakukan investasi juga selaras dengan prinsif dan keinginan untuk mewujudkan kebebasan finansial, yaitu memperoleh uang masuk yang tetap terpenuhi sepanjang hidup baik untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun penambahan asset. Dan dalam kehidupan dunia modern dewasa ini ada asumsi yang berkata "Kondisi finansial seseorang mungkin sudah berkecukupan atau bahkan berlebih, tetapi jika belum memiliki penghasilan pasif atau passive income maka orang tersebut dianggap belum meraih kebebasan finansial"

Karena itu muncul trend masyarkat untuk gemar melakukan investasi untuk dapat memiliki aset passive income. Namun karena minimnya pengetahuan masyarakat soal investasi menjadi salah satu penyebab munculnya beberapa penipuan berkedok investasi, dan banyak orang sulit membedakan mana investasi dan mana spekulasi.

Investasi yang baik dan benar umumnya memperoleh imbal hasil melalui penempatan dana dengan cara meminimalkan resiko dan umumnya diperoleh dalam jangka panjang. Sesuai dengan kelajiman dalam dunia investasi, umumnya imbal hasil yang  diperoleh pertahun berkisar 20 sampai 30 %. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun