Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anas dan Nazarudin dalam Lakon "Mati Siji Mati Kabeh"

3 Maret 2013   15:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:23 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar isi ungkapan pidato Anas Urbaningrum ketika mengundurkan diri sebagai ketua umum Partai Demokrat setelah dirinya tersangkut kasus korupsi proyek Hambalang yang pada intinya menyatakan  bahwa : apa yang sedang dialaminya merupakan halaman pertama dari perjalanan hidupnya setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, ternyata akhirnya menjadi wacana hangat dan mampu menyedot pusat perhatian banyak kalangan. Bahkan kata-kata yang disampaikan Anas Urbaningrum tersebut bagaikan bola panas liar yang bergulir kencang menyerempet banyak orang.

Sebagai sebuah wacana yang disampaikan oleh seorang politisi muda yang dianggap memiliki kemampuan mumpuni sudah tentu apa yang disampaikan Anas Urbaningrum tidak dapat dipandang sepele apalagi menganggapnya hanya sebagai pepesan kosong. Munculnya pandangan yang menyepelekan ucapan Anas Urbaningrum mengingatkan kita kembali ketika Anas Urbaningrum juga mengucapkan kata-kata yang bernada mengkerdilkan arti ucapan Nazaruddin yang menyebutkan adanya keterkaitan Anas Urbaningrum dalam kasus aliran dana proyek Hambalang. Ketika ucapan Nazaruddin dipublikasikan media massa maka banyak pihak yang bertanya siapa sebenarnya yang berbohong ? Anas Urbaningrum atau Nazaruddin ? Pertanyaan itu sekarang sudah mulai terjawab dengan ditetapkannya Anas Sebagai tersangka oleh KPK.

Demikian juga halnya dengan dugaan-dugaan yang mengemuka akhir-akhir ini yang pada intinya mengatakan bahwa dana yang diperoleh Nazaruddin dari beberapa proyek yang tersangkut masalah korupsi disinyalir juga mengalir ke tangan beberapa orang penting di lingkaran elit penguasa. Memang betul hal tersebut harus dibuktikan lebih lanjut oleh lembaga penegak hukum, namun tidak ada salahnya jika hal tersebut juga harus ditanggapi dengan penuh kearifan, dalam arti jangan terlalu membela diri dengan mengatakan bahwa dugaan itu tidak mungkin menjadi sebuah kebenaran.

Anas Urbaningrum juga ketika itu mengatakan bahwa akan bersedia di gantung di tugu Monas jika terlibat dalam kasus korupsi proyek Hambalang, ucapan tersebut dikemukakan Anas Urbaningrum sebagai salah satu bentuk upaya meyakinkan publik bahwa dia tidak terlibat dalam kasus korupsi proyek Hambalang. Dengan ditetapkannya Anas Urbaningrum sebagai tersangka oleh KPK sudah dapat diprediksi bahwa Anas Urbaningrum tidak akan lepas dari kasus ini, karena secara historis siapa yang telah menjadi tersangka di tangan KPK semua akhirnya masuk penjara.

Anas Urbaningrum sebagai seorang politisi bertalenta dan telah banyak makan asinnya garam dunia politik nasional paham akan sepak terjang KPK tersebut, sehingga apa yang dilakukannya dengan berbagai manuver beberapa hari terakhir setelah ditetapkan sebagai tersangka merupakan gerakan politik, dan bukan sebuah gerakan yang berupaya melawan kasus hukum yang menimpa dirinya. Oleh karena itu apa yang diucapkan dan dilakukan oleh Anas Urbaningrum akhir-akhir ini sangat sarat dengan pertarungan politik sebagai salah satu bentuk upaya menunjukkan kemampuan dan kekuatan politik yang dimiliki oleh Anas Urbaningrum.

Suka atau tidak suka kepada pigur Anas Urbaningrum, banyak pihak yang mengakui kemampuan Anas Urbaningrum sangat diperhitungkan dalam atmosfir politik nasional, bahkan ada juga kalangan yang takut akan kemampuan Anas Urbaningrum tersebut sehingga dari diri Anas Urbaningrum sendiri muncul ungkapan yang menyatakan bahwa dirinya bagaikan seorang bayi yang tidak diinginkan kehadirannya di lingkungan politik tempatnya berkiprah selama ini.

Kekuatiran tersebut sebenarnya tidak berlebihan karena secara kasat mata dapat terlihat bahwa Anas Urbaningrum dianggap sebagai seorang politisi muda yang sebelumnya dianggap memiliki karir politik yang gemilang, dan secara personal juga memiliki kemampuan bermanuver yang dianggap lihai dan mampu unggul dalam beberapa kali menghadapi kompetisi politik.

Kemampuan tersebut dianggap masih dimiliki oleh Anas Urbaningrum sampai hari ini walau banyak pihak telah memvonnis karir politik Anas akan turut redup bersamaan dengan ditetapkannya dirinya sebagai tersangka oleh KPK. Beberapa hal yang dianggap akan menjadi bola panas yang digelindingkan oleh Anas Urbaningrum dalam gerakan politiknya untuk menunjukkan eksistensi dirinya adalah dugaan banyakna kasus korupsi besar di negeri yang diketahui oleh Anas Urbaningrum dan boleh jadi akan menjadi peristiwa penting yang menyerempet keberadaan dan kepentingan para elit politik dan penguasa negeri ini.

Apabila Anas Urbaningrum membongkar borok korupsi yang dianggap tertutup rapat dan rapi selama ini maka dikuatirkan akan memunculkan drama baru dan memiliki serial panjang kasus kebobrokan sikap dan tindakan para elit penguasa negeri ini. Namun banyak pihak yang meragukan kemauan Anas Urbaningrum untuk mengungkapnya sebagaimana yang dilakukan oleh M Nazaruddin sebelumnya, karena Anas Urbaningrum juga harus memiliki kalkulasi keras untuk menghadapi tembok kekuasaan yang mesti dihadapinya. Jika salah perhitungan dan melakukan perlawanan politik dengan gegabah maka dikuatirkan justru malapetaka lebih besar yang justru memukul balik dan menimpa diri Anas Urbaningrum.

Selain ada pandangan pesimistik terhadap keberanian Anas Urbaningrum, disisi lain ada juga pandangan yang lebih yakin bahwa Anas Urbaningrum akan mengungkap ke permukaan beberapa misteri kasus korupsi besar yang terjadi di negeri ini sebagai salah satu bentuk perlawanan besar dengan menganut philosopi "Mati Siji Mati Kabeh".   Tidak dapat dipungkiri munculnya ke permukaan kasus yang menimpa Anas Urbaningrum pertama sekali terungkap karena kicauan M Nazaruddin, dan Nazaruddin juga dalam berbagai kesempatan juga mengutarakan bahwa banyak pihak yang ikut kecipratan dan ikut menikmati aliran dana yang diperolehnya dari beberapa proyek yang dianggap sarat dengan tindakan korupsi. Dari sekian banyak nama yang disebut Nazaruddin dalam beberapa kesempatan nama Anas Urbaningrum hanya salah satu diantaranya dan bukan satu-satunya. Oleh karena itu ada kemungkinan Anas Urbaningrum tidak akan rela apabila tidak semua nama yang disebutkan oleh Nazaruddin turut dijadikan menjadi tersangka.

Salah satu seri kasus yang selama ini tersimpan rapi dan baru akhir-akhir ini terpublikasi adalah dugaan aliran dana proyek Hambalang yang menurut penuturan M Nazaruddin mantan bendahara Partai Demokrat ternyata mengalir juga kebeberapa pihak di kalangan lingkaran utama penguasa negeri ini. Yang menjadikan kasus ini lebih hangat dan menarik perhatian adalah munculnya kepermukaan kasus ini justru terjadi ketika Anas Urbaningrum telah ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK. Maka wajar jika muncul dugaan bahwa mengemukanya kasus ini merupakan sebuah manuver yang menggambarkan bahwa kasus korupsi proyek Hambalang ternyata aliran dananya dinikmati juga oleh beberapa kalangan orang penting di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun