Mohon tunggu...
Daud Farma
Daud Farma Mohon Tunggu... Penulis - Pribadi

Pemenang Pertama Anugerah Sastra VOI RRI 2019 Khusus Siaran Luar Negeri

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Resensi Novel Mamuzain: Kungkungan Rindu, Kasih Tak Sampai

27 Maret 2022   21:47 Diperbarui: 27 Maret 2022   21:53 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tema: Tentang sepasang kekasih yang dikungkung rindu, kisah yang tak sampai. Andaikan saja fitnah dari Bakar itu tidak sampai pada telinga Pangeran Zainudin, maka kisah cinta antara Mamu dan Zein tidaklah sesakral ini! Karena bakal happy ending. Memang sih kisah happy ending juga tetap booming sepanjang masa, namun tak semayshur sad ending yang akan terus terdengar dari mulut ke mulut. Terlebih ini adalah kisah nyata.

Aku telah membaca Laila Majnun. Bedanya Mamu Zain sempat bertemu dengan kekasihnya sebelum akhirnya ia meninggal. Mamu meninggal dalam pelukan Zein dan Zein pun meninggal di atas pasura Mamu. Wih, maaf membocorkan akhir cerita. Kendatipun aku telah membocorkan semua isi cerita ini, tetap tak lebih hebat ketika membaca bukunya.

Sudut Pandang: Di dalam novel ini, penulis: Syekh Dr. Moh. Said Romadhan al-Buthi, beliau adalah orang ketiga. Jadi beliau bebas menceritakan ciri-ciri berbagai karakter tokoh dalam cerita ini. Terlebih aku terkesima dengan pengungkapan beliau, cara beliau menggambarkan kecantikan Siti dan Zein, hingga laki-laki yang bernama Mamu sempat pingsan dua kali oleh kecantikan Zein. Bahkan juga Mamu sadar dari pingsannya karena hanya mendengar suara Zein.

Alur: Secara keseluruhan, alur yang dipakai dalam kisah ini adalah alur maju. Syekh. Dr. Ramadhan Buthi menceritakan sebuah istana yang dihuni tiga bersaudara kandung: Pangeran Zainudin, Siti dan Zein. Kemudian pertemuan di pesta musim semi, pertemuan di taman halaman istana, istana Tajudin dibakar oleh Tajudin sendiri demi menyelamatkan sahabatnya Mamu. Kemudian Mamu dipenjara, Tajudin mengajak perang kakak iparnya sendiri hingga kematian Mamu dan Zein, semuanya alur maju.

Penokohan Tokoh Utama: Jika tokoh utama dalam sebuah cerita itu lantaran seringnya nama tokoh utama disebutkan penulis, maka tokoh utama dalam cerita ini adalah Mamu dan Zein. Karena nama mereka dua-duanya adalah sama-sama sering disebutkan. Namun, jika tokoh utama itu dinilai yang paling berperan dan berkuasa atas cerita ini, maka dia adalah Pangeran Zainudin.

Cela?: Novel ini nyaris sempurna! Hampir tidak ada satu typo pun kutemukan dalam buku terjemahan ini. Mungkin karena yang ada di tanganku ini adalah sudah direvisi berkali-kali sehingga tidak ada kutemukan kesalahan opini, typo dan sebagainya. Apa aku kurang teliti ya? Oh semoga saja tidak.

Novel ini nyaris sempurna. Ini novel bergizi! Tidak mengherankan jika novel ini mendunia, diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan booming hingga saat ini. Namun berhasil aku temukan typo dalam buku ini: Kalau merujuk ke KBBI V versi luring, maka kata 'basa' adalah bentuk tidak baku dari kata 'bahasa'. Kalimat tersebut lebih tiga kali disebutkan dalam buku terjemahan ini. Ini bukan kesalahan penulis tentunya, tetapi kekhilafan jemari penerjemah. Atau berubahnya setiap waktu KBBI kita.

Kawan, sudahkah kamu tertarik ingin menukarkan lembaran rupiah/Pounds milikmu dengan buku Mamu Zein? Oh andai saja kalian di dekatku, maka tak perlu membeli buku ini, cukup pinjam saja dariku. Aku baik bukan? Hehe. Tapi ingat, jangan pernah rusak, hati-hati saat membaca, jangan dilipat. Jangan dicoret. Harusnya sih kalau minjam mesti esktra hati-hati dan menjaga dari kata 'kecewa' pemiliknya saat bukunya dikembalikan.

Meskipun kata sebagian orang: hanya orang bodoh lah yang mau meminjamkan bukunya pada orang lain. Kenapa? Karena buku yang dipinjamkan: bisa hilang, rusak, tidak dikembalikan kalau tidak diminta dan minimal lembarannya kusam dan kotor. Namun manfaat memberi pinjam lebih banyak dibanding semua itu. Apalagi sampai menghadiahkannya. Aku pribadi lebih senang meminjamkan buku pada perempuan dibanding laki-laki. Kenapa? Karena perempuan adalah makhluk yang yang indah. Mereka menjaga keindahan termasuk halaman demi halaman buku yang mereka baca.

Semoga, dengan adanya tulisanku ini dapat membantumu untuk meningkatkan gairah atau hasrat untuk membaca buku novel Mamu Zein. Bukan hanya buku itu saja, tetapi semua buku, membaca buku sebanyak-banyaknya! Mungkin bisa diawali dengan membaca buku ini. Ada nuansa tasawufnya juga, loh.

Selamat menelusuri kisah rindu yang dikungkung dan kasih yang tak sampai, Mamu dan Zein. Dan seperti biasa: semoga bermanfaat! Semoga penulis dan penerjemah buku ini dapat pahala jariah. Allahumma Aamiin. Meskipun Mamu dan Zein tidak sampai di dunia, semoga di akhirat keduanya bersua. Bukankah kamu bersama orang yang kamu cintai?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun