Mohon tunggu...
Daud Amarato D
Daud Amarato D Mohon Tunggu... Warga Belajar -

Aktif memotret berbagai fenomena sosial di lapangan. “Segala sesuatu ADA WAKTUNYA”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Meminta Maaf itu Menjatuhkan Gengsi dan Harga Diri?

3 Februari 2019   22:06 Diperbarui: 3 Februari 2019   22:19 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: tutorialaplikasi.com

Setelah membaca tulisan tentang Tujuh Langkah Menyikapi Kritik secara Positif, dimana pada langkah kelima disebutkan bahwa seseorang yang telah dikritik perlu meminta maaf kepada si pemberi kritik. Lalu ada seorang pembaca yang mengirim pesan kepada saya lewat WA bahwa meminta maaf itu dapat menjatuhkan gengsi dan harga dirinya. Katanya; "Kalau saya tidak bersalah, mengapa harus meminta maaf pada orang mengeritik saya? Meminta maaf itu bisa menjatuhkan gengsi dan harga diriku. Oleh karena itu saya tidak setuju dengan langkah kelima itu".

Baca juga: 7 Langkah Menyikapi Kritik Secara Positif

Menyimak akan pertanyaan dan pernyataan di atas, ada benarnya juga dan bisa saja mewakili banyak pembaca lain yang belum sempat berdialog denganku. Mengapa demikian, karena memang sejak lama, dalam pergaulan sehari-hari kita selalu menjumpai bahwa masih cukup banyak orang yang enggan meminta maaf, dengan alasan seperti tersebut di atas.

Hal itu, kemudian mendorong kami masuk dalam diskusi yang lebih serius. Hasil diskusinya diperoleh beberapa catatan, sebagai berikut:

Pertama, ada pemahaman yang berkembang dan tertanam dalam benak masyarakat umum selama ini bahwa orang yang meminta maaf itu adalah orang yang sudah jelas bersalah dan telah menyebabkan orang lain kecewa. Guna mengobati rasa kecewa pada korban kesalahan tersebut, maka dibangun suatu kearifan yakni orang yang bersalah segera meminta maaf. 

Kemujaraban obat psikologi 'minta maaf' ini sungguh telah terbukti khasiatnya dalam banyak kasus. Apalagi ada masalah yang terjadi di antara dua pihak yang memiliki hubungan kekerabatan, pertemanan, relasi bisnis dan seterusnya, dapat dipastikan bahwa obat psikologis 'minta maaf' akan sangat mujarab dalam mengobati rasa kecewa bahkan menyembuhkan luka bathin seseorang. Hal ini sudah terlangsung sejak lama.

Kedua, dari cerita di atas, terlihat bahwa tujuan dari 'minta maaf' itu adalah untuk mengobati rasa kecewa lawan/orang lain. Dengan minta maaf, maka rasa kecewa dapat terobati dan hubungan antara kedua belah pihak menjadi pulih seperti sedia kala. 

Jika kita mengacu pada tujuan minta maaf itu, jelas bahwa sebenarnya meminta maaf dapat dilakukan oleh siapa saja terhadap siapapun, yakni jika siapapun yang membutuhkan pengobatan psikologis atas rasa kecewa atau marah yang ada padanya, maka siapa saja mesti memberi obat itu kesembuhan bathin. 

Dengan demikian, sedikit sempit pemahaman bahwa minta maaf itu dilakukan karena seseorang telah bersalah. Mestinya semua orang memiliki pemahaman yang lebih lengkap bahwa minta maaf itu sebagai upaya bijak untuk mengobati rasa kecewa atau marah atau luka bathin orang lain.

Ketiga, adanya pemahaman yang terbatas selama ini bahwa seseorang minta maaf karena ia telah bersalah. Pemahaman ini telah berakibat banyak orang tidak bersedia minta maaf, karena merasa tidak bersalah, sekaligus kuatir disalahkan oleh pihak lain.

Fenomena di atas tentu tidak salah karena begitulah pemamahan yang terbangun selama ini. Namun, jika kita menginginkan suatu keadaan yang lebih baik, semestinya semua orang lebih fokus pada pemahaman bahwa 'minta maaf' itu merupakan upaya mengobati rasa kecewa, marah atau gangguan bathin orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun