Mohon tunggu...
Datu Permana
Datu Permana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Majau

Menulis adalah cara terbaik untuk mengekspresikan diri dan pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Alam Semesta

7 Juni 2023   13:11 Diperbarui: 7 Juni 2023   13:19 1501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.harapanrakyat.com/2022/02/perbedaan-tata-surya-dan-alam-semesta/Input sumber gambar

Bagi sebagian orang yang memandang alam semesta hanya sebatas tempat tinggal untuk menjalani kehidupan, ia tidaklah lebih dari sekedar bumi, langit, matahari, bulan dan sebagainya. Berbeda dengan orang yang memandang alam semesta secara mendalam dan mendasarkan fikirannya pada nilai-nilai yang terpancar dariNya.  Ia (alam semesta) selalu berjalan/ bergerak sesuai dengan kadar kesesuaiannya. Matahari tidak pernah terburu-buru untuk menerbitkan cahayanya, bulan tidak pernah terburu-buru untuk menampakkan sinarnya dan bintang tidak pernah terburu-buru untuk menampakkan keindahannya. Semua berjalan dengan tertib dan teratur, bergantian menghiasi alam semesta dengan keindahan dan keserasian. Dibalik teriknya cahaya matahari, redupnya sinar bulan dan hilangnya bintang-bintang, ada sebuah kepastian yang mereka hadirkan.  Kepastian itu adalah kedatangan dan kepergian.  Setiap yang datang pasti akan pergi dan setiap yang pergi pasti akan datang. Kepergian akan melahirkan kedatangan dengan dimensi dan keadaan yang berbeda. 

Alam mengajarkan bahwa ia tidak pernah terburu-buru untuk mencapai tujuan, selalu melakukan yang terbaik dengan memberikan manfaat bagi kehidupan. Sungguh nilai yang amat indah jika manusia dapat mengambil hikmah darinya. Nilai yang mengajarkan manusia bahwa hakikat kehidupan adalah perjalanan. Tidak peduli bagaimana kehidupan menilaimu, tapi seberapa manfaat dirimu untuk kehidupan. Bila hidup hanya diukur dengan sistem hitung-hitungan, maka tak pantas manusia yang berdosa mendapatkan nikmat Tuhan yang tak terbatas. Alam juga mengajarkan bahwa Cicak yang tidak bisa terbang dapat memakan nyamuk yang dapat terbang dengan cepat, kucing yang takut akan air bisa memakan ikan yang tempatnya berada di air. Lagi-lagi, betapa indah alam mengajarkan manusia nilai-nilai kehidupan. 

Sampai pada akhirnya, manusia diberikan kehendak untuk memilih dan menentukan jalan dan perjalanannya. Apakah perjalanan yang ia lalui akan mengantarkannya pada tujuan yang abadi atau hanya sebatas fatamorgana. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun