Sumber Foto : https://www.ranahriau.com/berita-5253-seperti-apakah-tandatanda-kedewasaan.html
Banyak yang berkata, dewasa bukan tentang usia tapi tentang bagaimana bersikap. Banyak juga yang mendifinisikan dewasa dengan sebuah kebijaksanaan dan kematangan berpikir dan bersikap. Definisi-definisi diatas menurutku benar diantara definisi-definisi lainnya yang belum ku ketahui. Kehebatan seorang manusia, adalah saat ia mampu mengendalikan dirinya, hati dan fikirannya, karena aku berpegang pada sebuah kalimat bijaksana "Tidak ada yang bisa menyakitimu kecuali dirimu". Â Allah menciptakan manusia dengan berbagai sifat dan bawaan masing-masing. semuanya disatukan dengan akal dan hati yang menjadi pengarah kehidupannya. Jika akal dan hati sudah mati, maka habislah kehidupannya, yang tersisa hanya nafsu belaka.
Ketika nafsu menguasai segala hal, percayalah hidup tidak akan terarah. Nafsu akan mengombang-ambing kehidupan. Nafsu akan selalu berkata pada jiwa-jiwa yang ditaklukannya "kamu benar, kamu benar, kamu benar dan yang lain salah". Nafsu akan menutup hati nurani dan logika. Ketika logika dan hati nurani tertutup, manusia menjadi tidak ada nilainya dan hanya akan dipandang sebelah mata oleh orang yang menilainya. Mungkin manis kata-kata yang dikeluarkan, tapi pahit dalam perbuatan. Hal terbesar yang membuat seseorang berkembang adalah kesadaran diri, jika seseorang telah sadar untuk apa ia belajar, untuk apa ia bekerja, untuk apa ia berjalan bahkan untuk apa ia hidup maka sesungguhnya ia sudah menemukan nilai berharga yang akan membawanya menuju sebuah kebahagiaan.
Problematika yang terjadi saat ini adalah ketika ada orang yang masih belum bisa mengendalikan dirinya, selalu membuat orang lain sakit hati atas perbuatannya, merugikan orang lain atas kelalaian dan kesalahannya tapi tidak mengakui dan menyadari hal-hal itu. Musibah besar bagi orang yang seperti ini, ia merasa bahwa hidupnya damai, tenang, berada dalam kebenaran, padahal hakikat dari hidupnya adalah kebinasaan bagi dirinya. Orang-orang yang seperti ini jika diberikan kesempatan sadar, maka mereka akan disadarkan dengan lingkungan. Lingkungan yang menghukumnya, karena setiap perbuatan manusia akan memberikan dampak bagi dirinya dan orang lain. sanki-sanksi sosial yang diberikan lingkungan, lebih menyakitkan daripada teguran kata-kata.
Hidup bukan hanya tentang diri sendiri, hidup adalah tentang cara bagaimana bersikap. Jika hidup hanya berasaskan diri sendiri maka tinggallah di planet yang belum pernah dihuni manusia. sulit rasanya jika hidup dalam penjara ego, kekangan justru datang dari diri sendiri dan bahkan lingkungan.
Untuk mencapai sebuah kedewasaan, diperlukan latihan dan kesabaran. Tanpa latihan menahan segala hal buruk, semuanya akan berjalan hampa. Salahsatu tanda kematangan dalam bersikap adalah pandai menahan dan melepaskan. Tahu kapan harus menahan dan melepaskan. Kemudian sabar, hal ini akan melatih jiwa untuk berpikir logis dan mengedepankan maslahat. Kesabaran mungkin pahit, tapi hasil begitu manis semanis madu.
Beruntunglah bagi mereka yang telah sadar, yang sudah bisa mengendalikan diri dalam segala hal. Ketika kedewasaan sudah didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah meraih kebijaksanaan.
Begitulah hidup, terkadang kita mampu banyak berkata, tapi lupa bahwa kata-kata tanpa usaha adalah dusta. Merasa salah diri lalu beristighfar memohon maaf kepada sesama dan Tuhan lebih baik dari pada merasa benar diri yang hakikatnya adalah fatamorgana ditengah kehausan kebenaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H