Saya hanya berfikir batasan mewah dan tidak mewahnya saja,kalau sekarang saya tinggal di depok,saya berkantor di Jalan Sudirman,dari rumah saya naik ojeg Rp.5000,- lanjut naik kreta ke Ssudirman Rp.9.000,- ini kreta express karena kreta yang lain lebih padat lagi,dan dari stasiun naik metro minilagi Rp.2.000,- jadi total transport saya Rp.32.000,- Kemudian saya membeli sebuah kendaraan Avanza E thn 2010,saya membeli dengan cara mencicil,Saya isi hari senin kemudian saya isi lagi hari jumat saya cuma habiskan uang Rp.100.000,- s/d Rp.150.000,- coba bandingkan pengeluaran saya untuk ongkos saja dulu Minimal Rp.160.000,-
Saya berfikir sebenarnya saya sedang menghindarkan kemewahan alias ngirit...
Lalu serta merta saya bingung karena sekarang mobil saya jadi barang mewah,dan Pajak kendaraan saya akan naik tahun depan,dan yang mau beli mobil untuk ngirit kayak saya pasti akan lebih susah ngirit lagi alias harus boros.
Udah boros,kringetan berdesak-desakan,gak bisa gaya dikit,pokoknya kasian deh...
kalau begini nasib sebagian orang yang mau ngirit dan sedikit nyaman seperti saya di tuduh bermewah-mewahan dengan mengenakan pajak barang mewah untuk mobil sekelas saya.
Saya jadi berfikir,dan cuma bisa berfikir,kalau segini dibilang mewah,alangkah banyak sekali orang tak mewah dibumi indonesia ini.alias miskin dan merana...
mungkin saya harus berfikir lagi... dan berfikir lagi ternyata saya ini sudah kaya,dan bermewah-mewahan,
Ayo naik kreta dan berdesakdesakan lagi,bercampur kringat dan stress dengan jadwal kreta yang gak jelas.
Daniel Otto
Editor butuhmobil.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H