Mohon tunggu...
Dating Insight
Dating Insight Mohon Tunggu... -

Dating INSIGHT kelahirannya diawali oleh seorang Hamba Tuhan bernama Chang Khui Fa. Beliau banyak berkecimpung dalam pelayanan keluarga dan kaum muda. lahir dari passion terdalam untuk melihat banyak keluarga bahagia dan menjadi berkat, maka beliau mulai dengan siaran I Do: GARAM TERANG di Radio RPK jakarta, lalu Maestro Bandung kemudian atas permintaan pendengar dan kebutuhan akan bacaan bermutu tentang membangun keluarga, maka terbitlah buku GARAM & TERANG bagi Keluarga (2009, Agustus). Tahun 2010, Buku GARAM & TERANG for Youth: Road to Transformation, buku pengembangan diri untuk pemuda hadir. Saat ini, beliau aktif dalam membangun kelompok pemuridan pasutri di beberapa gereja dan menjadi pembina untuk program Dating INSIGHT.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tujuan Pacaran Kristen

5 Mei 2014   15:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:51 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

God's Will in Dating (G-2)

Dating INSIGHT G-2: Serupa Kristus

Dating INSIGHT: Insightful Christian Dating Principles 17 Maret 2014 Untuk melihat & SUBSCRIBE di Youtube pembahasan tema ini, silahkan klik di sini “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”. Mencari Allah adalah the beginning, sebuah awal dalam pencarian segala sesuatu di dunia ini, termasuk juga dalam mencari pasangan hidup.  Kami (KF Chang dan Liana) percaya, jika Kristus diundang dalam masa pencarian pasangan hidup, Ia pasti akan memberikan yang terbaik bagi Anda. Setelah Tuhan Yesus memberikan yang terbaik maka Dia pula yang akan memimpin arah, tujuan, sasaran dalam hubungan Anda. Sasaran akhir (the ending) yang Ia kehendaki bagi setiap anak-anak-Nya di masa dating (pacaran) adalah supaya Anda diubah semakin menyerupai Kristus! (Transform into Christlikeness) Roma 8:29 “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula,mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya, supaya Ia, anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” II Korintus 3: 18b “…dan karena kemuliaan itu datangnya daripada Tuhan yang adalah roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. Apa maksud serupa dengan Kristus? Mari kita menelusuri pemahaman ini... Manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah, so dalam diri manusia ada kualitas-kualitas yang mirip Allah. Misalnya:

  1. Allah kekal, maka manusia memiliki pula kekekalan dalam hidupnya.
  2. Allah berhikmat, penuh kebijaksanaan, maka manusia memiliki kecerdikan dan intelektualitas.
  3. Allah dalam kekekalan adalah tiga pribadi yang saling berelasi dan berkomunikasi (di dalam Alkitab tertulis “Marilah Kita menciptakan manusia seturut gambar dan rupa Kita”).  Kata “Kita” menunjukkan adanya relasi dari tiga pribadi yang esa,      Mereka berkomunikasi hingga sepakat dalam satu kehendak. Manusiapun diciptakan-Nya sebagai mahluk sosial, sehingga ada kerinduan untuk selalu berelasi dengan yang lain.
  4. Allah dalam kekekalan adalah sumber segala kebaikan, sebab itu manusia seyogyanya bermoral untuk dapat memilih yang baik dan membuang yang jahat.

Namun celaka!

  1. Sejak manusia jatuh dalam dosa, kemiripan dengan Allah menjadi rusak. Seharusnya manusia dapat hidup dalam kekekalan, tetapi dosa membuatnya binasa dalam kekekalan.
  2. Intelektualitas, kepandaian yang Tuhan berikan untuk memberkati banyak orang, namun dipakai untuk merancang-rancangkan kejahatan, merugikan orang lain, demi kepuasan pribadi.
  3. Dalam berelasi, selalu menilai dari untung-rugi. Mencari pacar tujuannya untuk memenuhi kebutuhan diri, kalau tidak untung sudahlah putus aja...cari yang lain lagi.
  4. Moralitas, karena dosa,juga terdistorsi sehingga kecenderungannyahanya memilih yang jahat dan kerap mendukakan Tuhan saja.

Puji Tuhan! Allah tidak berdiam diri.  Dia menyelesaikan masalah ini. Dia mengutus Anak-Nya datang ke dalam dunia menjadi manusia. Ia adalah Allah yang sejati, sekaligus manusia yang sejati sehingga  Dia mampu menjadi Penebus, Perantara Allah dan manusia.Gambar dan rupa Allah yang telah rusak dipulihkan-Nya kembali.

  1. Orang yang percaya pada Kristus dipindahkan dari dalam maut ke dalam hidup kekal. Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” (Yoh 11: 25)
  2. Secara Intelektual, kita yang telah ditebus mulai memikirkan apa yang dapat dilakukan untuk memberkati banyak orang.
  3. Dalam relasi, manusia yang tidak cakap membina hubungan dimampukan sehingga muncul kualitas baru dalam berelasi, yaitu kemampuan untuk mencintai seumur hidup. Berdasarkan pengalamannya dicintai Allah, manusia yang telah ditebuspun belajar mencintai  “unconditionally”.
  4. Moral yang tadinya cenderung menyukai yang buruk, mulai dapat memilih dan menentukan pilihan-pilihan yang baik dan benar.

Sungguh indah sekali! Nah, bagaimana cara mengetahui kalau Anda sudah berada dalam proses diubahkan menjadi serupa Kristus? Jangan sampai mengira sudah, eh tahu-tahu belum! Anda pernah jalan-jalan ke pantai? Kami pernah pergi ke Pantai Pangandaran. Tahu dari mana kita sedang menuju pantai tersebut?  Makin dekat pantai… makin banyak tanda-tanda yang  terlihat di sekitar kita, ada pohon kelapa yang melambai-lambai diterpa angin di sepanjang jalan. Bagaimana jika menuju pantai eh…disana-sini terlihat banyak pohon cemara? Berarti salah arah! Jelas bukan ke pantai, tapi naik-naik ke puncak gunung…tinggi-tinggi sekali! Begitu pula halnya dengan orang yang telah ditebus Kristus, saat menjalani hari-hari kehidupannya di dunia ini, makin hari toh makin dekat ke Rumah Bapa di Sorga, ada tanda-tandanya yang semakin jelas terlihat dan nampak oleh banyak orang. Dia semakin serupa dengan Kristus, Kristus menjadi yang sulung, sebagai model teladan bagi kita. Apa korelasi semakin serupa Kristus dengan dating (pacaran Kristen)? Mari kita telusuri… Banyak cara yang Tuhan pakai untuk membentuk kita menyerupai Kristus. Tiga diantaranya yang merupakan cara utama:

  1. Melalui firman Allah.

Allah menganugerahkan firman 2 Timotius 3: 16, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Bagaimana reaksi Anda terhadap Firman? Ada 3 respon manusia terhadap Firman. Saya singkat jadiATM (Acuh tak acuh / Taat / Melawan). Sewaktu Firman dinyatakan, apakah Anda acuh, tidak perduli, tidak mendengarkan? Atau lebih parah: Melawan, yaitu sengaja melakukan yang sebaliknya dari yang Firman katakan? Nah, respon yang terbaik adalah Taat. Ketika kita mau belajar Taat, maka The Word become flesh artinya Firman itu menjadi daging. Ini bukan hanya mengacu pada Kristus Yesus, tetapi juga berlaku bagi manusia berdosa saat kedagingannya mau berlatih mentaati Firman Tuhan.

  1. Melalui orang terdekat.

Nah, ini penting hubungannya dengan dating (pacaran). Orang terdekat memiliki kesempatan yang besar untuk mengubah Anda menyerupai Kristus. Orang seperti apa yang ada di dekatmu? Alkitab mengatakan bahwa pasangan harus seiman, dua-duanya harus takut akan Tuhan. So, keduanya Tuhan pakai untuk membentuk satu sama lain menjadi serupa dengan Kristus, saling memberi masukan, teguran, nasihat, bimbingan dan lain-lain.

  1. Melalui situasi

Kehidupan setiap manusia mempunyai fase yang mirip-mirip, mulai dari born-baby-toddler-kids-teen-youth-adult-senior-old. Lahir, menjadi bayi mungil yang tidak bisa apa-apa, lalu menjadi anak kecil, remaja, pemuda, dewasa, tua. Dalam menghadapi fase-fase kehidupan,  situasi, kondisi dan lingkungan yang dialami setiap orang jelas berbeda. Apakah itu menyenangkan atau tidak, Tuhan dapat memakainya untuk membentuk Anda to be more like HIM! Ini merupakan suatu Insight buat Anda! Kenali seperti apa pasangan Anda. Apakah saat Anda bersamanya - berubah menjadi makin serupa Kristus? Apakah didalam dating (masa pacaran), kekasih Andapun bertumbuh? Apa betul Christlikeness terjadi pada saat berpacaran? Apa ada tanda-tandanya? Kami mau mensharingkannya: Tanda pertama: Makin bertumbuh secara rohani. Kalau saya (KF. Chang) merasa, pada saat mengenal Liana, saya mulai bertumbuh secara spiritual. Saya menjadi semakin bergantung kepada Tuhan. Dosa terbesar umat manusia adalah saat dia independent from GOD. Manusia berdosa biasa secara sadar atau tidak sadar berkata, “ Saya tidak membutuhkan Tuhan! Saya bisa mandiri, memakai kekuatan sendiri untuk menjalani hidup. Saya tidak perlu berdoa atau melibatkan Tuhan dalam keputusan-keputusan yang saya ambil.”Ini adalah dosa yang sangat besar! Tuhan yang telah menciptakan dunia ini, juga ingin berada di tengah-tengah ciptaan-Nya. Pertumbuhan kerohanian seseorang dimulai kala timbul kesadaran bahwa diri tidak berdaya, hati nuraninya mulai peka akan keberadaan Tuhan, sadar sangat membutuhkan Tuhan tiap detiknya (dependency to GOD), dan melalui pertolongan Tuhan, hidupnya dapat dipakai untuk melayani dan menjadi partner Allah di bumi ini. Seorang yang dewasa rohani mulai sadar bahwa dirinya rapuh, tidak berdaya, tidak mampu, menyadari bahwa tanpa campur tangan-Nya, tidak sanggup menjalani hidup ini dengan kekuatan sendiri. Pada saat berhasil pun dia percaya itu karena anugerah Tuhan. Pastinya, segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya, suka maupun duka, terjadi dalam kedaulatan Tuhan. Nah…saat saya mulai mengenal Liana dan mencintainya. Saya mulai berpikir-pikir apa dan bagaimana sih orang yang saling mencintai itu? Apa arti “I Love You”? Salah satu definisi cinta adalah ketika keamanan dan kesejahteraan orang yang saya cintai menjadi  concern saya. Berarti saat saya berkata: “Saya mencintai dia, saya ingin dia aman, saya mau dia sejahtera, saya berharap sesuatu yang baik terjadi dalam hidupnya.” Saya kerap berpikir keras, “Bisa ndak saya memberikan yang terbaik dan mendatangkan kesejahteraan buat pasanganku?” Karena kebahagiaannya adalah kebahagiaanku. Saya mencintai Liana. Saya ingin menikahinya. Salah satu kekuatiran yang sering diungkapkan anak-anak muda saat mau menikah adalah belum kuat menopang perekonomian keluarga. Belum punya rumah, belum punya income yang cukup, belum mapan…. Tentu baik jika memikirkan bagaimana memberikan yang terbaik bagi pasangan karena cinta…tapi jika harus menunda...tunggu sampai kapan? Sampai cukup! Cukup yang bagaimana? Berapa lama lagi? Saya pun tidak mau berpacaran bertahun-tahun hanya karena faktor perekonomian yang belum cukup… Wah-wah-wah! Perkara ini akhirnya membawa saya makin serius dengan Tuhan. Saya percaya segala sesuatu berasal dari-Nya. Dia juga yang akan menolong, menyediakan apa yang kuperlukan. Sungguh indah “cinta” didalamnya terkandung arti:“Kamu akan baik-baik saja bersama saya.” Atas kekuatan apa Anda menyatakan cinta? Kalau hanya pada kekuatan emosi semata, itu tidak akan everlasting. Cinta harus bersandar pada Tuhan yang merupakan sumber dari cinta karena “God is Love.” Pastinya: Tuhan yang mencintai kita juga ingin kita sejahtera dan aman bersama-Nya! Inilah tanda pertama: bertumbuh secara rohani makin bergantung pada Tuhan! Menengok ke belakang empat belas tahun lebih…sungguh tidak sia-sia! Di dalam persekutuan dengan Tuhan tidak ada yang sia-sia! Dia Allah yang sungguh menyediakan. Barangsiapa yang berseru kepada-Nya, tidak akan dipermalukan! Tanda kedua: Karakter yang berubah. Apa perbedaan karakter dengan personality? Personality adalah keunikan setiap pribadi yang diciptakan Tuhan. Keunikan menjadi ciri khas sesorang yang tidak berubah.Tim Lahaye, pernah membagi personality menjadi empat type: Sanguin, kolerik, melankolis, phlegmatik. Setiap type mempunyai caranya sendiri dalam menghadapi situasi. Seorang sanguin cenderung extrovert, lebih terbuka; sedangkan si flegmatik lebih introvert. Inilah personality, sesuatu yang lebih permanen. Bagaimana dengan karakter? Karakter adalah kebiasaan-kebiasaan yang  bisa terjadi dalam keempat  jenis personality tersebut. Contohnya: kebiasaan atau karakter suka marah; walau fenomenanya berbeda, bagi sanguin yang extrovert ketika marah bisa meledak-ledak dan to the point, sedangkan bagi si flegmatik, kemarahan lebih dipendam, kesal dalam hati dan mendendam, ditambah diam berhari-hari. Nah, yang Tuhan ubah adalah karakter! Si sanguine yang tadinya marah meledak-meledak dengan kata-kata kasar dan keras; menjadi seorang yang bisa mengendalikan kemarahannya. Kata-katanya lebih halus dengan mempertimbangkan perasaan lawan bicara, berbicara lebih fokus pada masalah yang harus diselesaikan, extrovertnya tetap tapi tidak menyakiti orang lain, malah menggugah dan memotivasi. Bagaimana dengan si flegmatik? Dia tidak mampu mengeluarkan perasaannya dengan kata-kata secara verbal, tapi mulai dapat menuliskan dengan lebih tepat apa yang menjadi perasaannya. Dulu marah berhari-hari dipendam…sekarang lebih singkat. Dia pun belajar untuk mengungkapkan emosinya…tidak pada semua orang, tetapi paling tidak bagi pasangan hidupnya dia mau terbuka. Tanda ketiga: Peningkatan kualitas hidup yang berkaitan dengan tanggung jawab pribadi. Saya (Liana), saat masih kuliah pernah ujian sehari bukan satu subjek; sering kali lebih. Hari itu, saya pusing karena beberapa hari lagi ada tiga ujian sekaligus. Pikirku,”Ah… lebih baik asal lulus ya sudah. Dapat B juga udah bagus.” Pemikiran ini saya sampaikan pada pacarku (KF. Chang), harap-harap dia sependapat. Ternyata lebih dari perkiraanku, dia berkata, “Belajar yang serius, pasti kamu bisa. Jadi anak Tuhan harus berusaha memberi yang terbaik…” Pesan ini terus saya ingat, kekasihku memberikan semangat, mendoakan saya bahkan mem-postpone ngedate-nya agar saya bisa belajar maksimal. Hasilnya… semenjak pacaran, semua ujian saya dapat nilai A, bahkan skripsipun juga A. Lulus hanya 3.5 tahun, lebih cepat dari banyak teman seangkatan lainnya. Punya pacar, nilai tambah naik; makin bertanggung jawab atas hidup; talenta makin diasah, orang tua bisa melihat buah-buah kebaikan dari hubungan kami. Demikian juga saya (KF. Chang), sewaktu bergumul menjawab panggilan-Nya untuk menjadi hamba Tuhan full-timer, mendapatkan keberanian melangkah dari Liana. “Jikalau panggilan Tuhan jelas, taati saja,” demikian Liana mendorong saya. Peningkatan kualitas hidup bukan dalam arti materi. Kualitas sesungguhnya yaitu memunculkan diri ciptaan Tuhan dengan keunikan dan talenta yang semakin berkembang maksimal untuk memuliakan Tuhan. Saat kuliah, memuliakan Tuhan dengan nilai dan sikap yang menjadi teladan di kampus; waktu di rumah, membanggakan hati orang tua sehingga mereka melihat ada Tuhan yang hidup dalam diri anaknya; di lingkungan manapun Anda ditempatkan, membuat orang sekitar memuliakan Tuhan karena melihat perbuatan Anda. Sudahkah hubungan pacaran Anda menunjukkan tanda-tanda berubah menyerupai Kristus? Tuhanlah sandaran kita untuk mewujudkan kemuliaan-Nya dalam hidup kita - sejak masa pacaran sampai memasuki pernikahan seumur hidup. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun