Konser drama musikal di gedung Societed oleh anak-anak Fokal . . . Tahun 70 an saat lagu anak booming … . . Masih ingat Mirza Riadiani Kesuma alias Chicha Koeswoyo ? Ingat juga Adi Bing Slamet, Diana Papilaya, Nourma Yunita, Dina Mariana, Yoan Tanamal dan Ira Maya Sopha ? Mereka adalah penyanyi penyanyi cilik yang menyanyikan lagu anak-anak yang sangat terkenal di tahun 70 an. Lewat merekalah lagu anak-anak menjadi hidangan setiap hari di radio-radio dan tape recorder. Melalui mereka anak-anak pada masanya begitu dimanjakan dengan lagu-lagu apik dan mendidik sesuai dengan tingkat usia anak-anak. Sebut saja Helly yang dinyanyikan oleh Chicha Koeswoyo, lagu yang begitu lucu dan enak dinyanyikan oleh anak-anak, begitu juga lagu Yoan Tanamal – Mandi Pagi yang juga berisi dengan unsur pendidikan yang sangat berguna bagi anak-anak; belum lagi lagu Mak Inem Tukang Latah yang dinyanyikan oleh Adi Bing Slamet dengan lucu dan kocak; begitu juga lagu yang dinyanyikan Debby Oma Irama – dengan judul Idih Papa Genit . Ya, saat itulah anak-anak begitu dimanjakan dengan lagu anak yang sangat berjibun tapi mendidik atau paling tidak syairnya sesuai dengan tingkat usia mereka; tidak seperti saat ini, anak-anak banyak disuguhi dengan lagu-lagu bersyairkan orang dewasa yang berisikan tentang cinta. Anak-anak sekarang tidak lagi menyanyikan lagu tentang keseharian mereka sebagai anak-anak yaitu bermain dan belajar, melainkan telah menyanyikan pengalama hidup orang dewasa seperti bercinta, putus bahkan selingkuh. Sungguh sangat memperihatinkan sekali. . Lagu bertemakan lingkungan . Selain lagu anak-anak, pernah juga ada lagu tentang lingkungan yang dinyanyikan oleh Rita Ruby Hartland, diantaranya adalah lagu dengan judul “Pecinta Alam” sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Rita dengan latar anak-anak. Sebuah lagu yang menurut saya juga sangat bagus sekali. Sebuah lagu yang mengajak kita semua termasuk anak-anak untuk bisa menjaga alam agar tidak terjadi musibah bencana alam. Satu hal yang bisa menjadi catatan disini, betapa cerdasnya Rita Ruby Hartland, betapa tidak bahwa saat menyanyikan lagu tersebut anak-anak juga dilibatkan untuk ikut bernyanyi sehingga secara tidak sadar mereka juga diajak untuk mengetahui maknanya saat menyanyi, diajak untuk belajar mencintai lingkungan sejak dini. Inilah poin terpenting dari lagu tersebut menurut saya. Dan agar sedikit lebih jelas makna dari isi lagu tersebut terutama bagi yang belum pernah mendengar atau mengetahui secara pasti isi syairnya, sengaja saya tulis kembali syair lagu tersebut seperti dibawah ini : . . Artis (Band): Rita Ruby Hartland . Pendaki gunung sahabat alam sejati Jaketmu penuh lambang, lambang kegagahan Memproklamirkan dirimu pencinta alam sementara maknanya belum kau miliki . [Reff:] Ketika aku daki dari gunung ke gunung disana kutemui kejanggalan makna Banyak pepohonan merintih kepedihan dikuliti pisaumu yang tak pernah diam . Batu-batu cadas merintih kesakitan ditikam belatimu yang pernah tak ayal hanya untuk mengumunkan pada khalayak bahwa disana ada kibar benderamu . Oh.. alam korban ke-aku-an Oh.. alam korban keangkuhan maafkan mereka yang tak mau mengerti arti kehidupan . http://jiwamusik.wordpress.com/2008/07/20/rita-ruby-hartland-pecinta-alam/ . . Fokal Yogyakarta . Fokal (Forum Keluarga dan Anak Cinta Lingkungan) Yogyakarta, adalah sebuah komunitas yang didirikan dengan tujuan untuk mengajak keluarga, terutama anak-anak untuk belajar mencintai lingkungan sejak dini. Awal berdirinya fokal adalah dari sebuah lomba menyanyi yang bertemakan lingkungan yang diadakan oleh Radio Anak Jogja. Berawal dari hal tersebut maka atas kerjasama antara Radio Anak Jogja dan WALHI Jogja maka dibentuklah Fokal dengan ketua ibu Ning Raswani Adapun kegiatan fokal sesuai dengan namanya tentu saja masalah lingkungan, namun kegiatan fokal lebih difokuskan pada praktek dan praktek, bukan hanya teori saja, antara lain yang sederhana adalah membuat mainan (untuk anak-anak) dan berbagai macam pernak-pernik rumah tangga (untuk ibu-bu) yang kesemuanya dibuat dengan memakai daur ulang sampah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengajak ataupun untuk memancing agar secara sukarela anak-anak bersedia mengikuti kegiatan ini karena bersifat permainan; sedangkan bagi orang tua dengan membuat barang dari daur ulang sampah yang bisa dijual, mereka juga bersedia mengajak ataupun menyertai anak-anak mereka mengikuti kegiatan ini. Sedangkan kegiatan yang lainnya adalah bersih-bersih lingkungan yang pernah juga dilakukan di area publik seperti di Malioboro (baca juga : Ironis, Banyak Sampah Bertebaran di Pusat Kota Jogja) . Ada juga kegiatan praktek bertani dan menanam pohon, yang dikemas sedemikian rupa sehingga meskipun berkotor-kotor anak anak dan orang tuanya justru malah sangat senang. Selain hal diatas pernah juga fokal mengadakan sebuah konser drama musikal tentang lingkungan yang disambut cukup antusias oleh masyarakat terutama para pecinta lingkungan, sebab selain masuknya tidak dipungut biaya acaranyapun cukup menarik. .
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI