Mohon tunggu...
Acha
Acha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

I do love watching anime, read the books, Stray Kids, and especially Roronoa Zoro.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pentingnya Menggunakan Nalar/Rasio

8 Januari 2024   20:51 Diperbarui: 8 Januari 2024   20:53 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengatur atau mengelola emosi dengan akal adalah hal yang mudah dan tak mudah bagi setiap individu. Karena tergantung bagaimana setiap manusia menyikapi emosi/perasaan tersebut, banyak sekali kasus-kasus negatif yang terjadi dikarenakan manusia itu sendiri yang tak bisa mengatur emosi dan akal nya. Oleh sebab itu, bisa saja sesuatu hal yang tadinya sepele berubah menjadi perkara besar hanya karena dampak dari hilangnya akal sehat/rasio. Ketika manusia tak mampu menyeimbangi antara akal dan emosi nya, Maka yang terjadi hanyalah ketidakbahagiaan.

Dalam buku Filosofi Teras (2018) halaman 28, "Manusia harus hidup selaras dengan alam" Maksudnya, manusia harus menggunakan akal sehat, nalar, dan rasio mereka di setiap situasi sehari-hari. Dalam konteks "Nature" dari manusia, Stoisisme menekankan satu-satunya hal yang membedakannya dengan "binatang". Hal tersebut adalah nalar, akal sehat, rasio, dan kemampuan menggunakannya untuk hidup berkeutamaan. Manusia yang hidup selaras dengan alam adalah manusia yang hidup sesuai dengan desainnya, yaitu makhluk bernalar. Akal sehat, akal budi, nalar wajar, atau nalar umum adalah penilaian yang masuk akal dan praktis mengenai masalah sehari-hari atau kemampuan dasar untuk melihat, memahami, dan menilai dengan cara yang umumnya dimiliki oleh hampir semua orang. Selain menggunakan nalar, Manusia adalah makhluk sosial. Ini pun termasuk hidup selaras dengan alam. Artinya, Manusia harus hidup dengan manusia lain, dan tidak mengisolasi diri. Manfaat dari bersosialisasi adalah meningkatkan kemampuan berkomunikasi, meningkatkan kesejahteraan emosi, dan memperluas jaringan. Seperti contoh dalam situasi ketika manusia marah, berarti dia telah kehilangan akal sehatnya untuk sementara dan dia tidak beda jauh dari binatang. Oleh karena itu, manusia harus selalu menggunakan akal sehat, nalar, dan rasio serta hidup berdampingan dengan manusia lain.

Manusia harus menggunakan akal sehat, nalar, atau rasio dalam menghadapi situasi sehari-hari. Kecerdasan mengatur emosi juga harus dikuasai manusia untuk mendapat kehidupan yang "bahagia". Selain menggunakan akal sehat, Manusia juga harus bersosialisasi karena itu termasuk bagian dari sifat "Nature" dalam manusia. Penggunaan nalar dan hidup sosial berjalan beriringan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun