Tombo Ati iku limo perkorone
Kaping pisan moco Qur’an lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo iso ngelakoni
Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani
Obat Hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Qur’an dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perbanyaklah
Salah satunya siapa bisa menjalani
Moga-moga Gusti Allah mencukupi
Hampir enam kali lagu ini sudah mengalun berulang dan menjejali telinga saya kemudian seperti biasa, saya mulai terisak dan merasakan wajah yang memanas pusing yang mendera karena air mata yang mengucur deras. Hidung saya memerah dan berair, hampir persis dengan mata saya saat ini. Lalu saya mulai menulis.
Dipikiran saya, mungkin saya mulai tidak waras dan saya teringat beberapa malam yang lalu saya menyetel lagu ini didalam mobil dalam sebuah perjalanan yang tak direncana bersama dua orang kawan saya yang adalah kristen, saya sendiri katolik tulen dan seorang kawan lainnya yang adalah muslim. Kawan saya yang muslim ini tiba-tiba memperlambat laju mobil karena dia yang menyetir, dia sepertinya terkejut karena irama ini berasal dari Handphone saya apalagi ketika mendengar saya melafalkannya dengan mudah. "Gue aja gak nyimpen si', jadi pengen tobat ajah kalo udah dengar beginian"...saya lantas tersenyum kemudian berkata "Gue justru sering make lagu ini untuk iringin doa atau refleksi malam, kalo gue pengen. hm.."
Obat Hati ada LIMA PERKARANYA :
Yang pertama Baca Qur’an dan maknanya
Apapun bacaan kita, saat kita dalam keadaan jatuh-lemah membutuhkan pemulihan ; jalan untuk kembali (berobat) hanya bacaan yang baik dan menguatkan yang mampu memotivasi serta memberikan inspirasi kepada kita untuk memulai semuanya kembali.
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Selalu kita lupa bahwa saat paling menyenangkan, saat paling nyaman saat dimana kita dapat terdiam dan berbicara dengan diri kita sendiri. Saat inilah yang sering kita maksudkan dengan ‘berdoa’, yang kita percaya juga saat dimana semua yang kita keluarkan didengarkan oleh TUHAN. Saat kita dapat bersujud, mengakui kelemahan dan ke-naif-an kita dihadapanNYA. DIA yang maha mengetahui segala, maha peduli dan mendengar serta memiliki rencana terindah pada waktu yang tepat bagi kita ciptaanNYA. Satu-satunya cara agar kita kembali dan mengingatNYA, menyadari kehadiranNYA dan kebesaranNYA adalah dengan berbicara padaNYA. Meski kadang ada selentingan yang keluar, “Jangan terlalu sering merayu Tuhan, tak baik. Rayulah dirimu sendiri untuk melakukan yang dikehendaki Tuhan setidaknya untuk menyengkanNYA”….Hmpfhhhh