Kemarin malam saya membaca postingan kompasianer Minami yang berjudul “ Foto Rumah Gayus sebelum dan sesudah menjadi pegawai pajak”. Sangat banyak tanggapan atau komentar yang masuk. Sebelum saya mematikan laptop saya melihattulisan bung Minami ini sudah menduduki peringkat keempat sebagai artikel terpopuler.
Beragam komentar-komentar dari teman-teman kompasianers, yang rata-rata menggambarkan perasaan antipati terhadap perbuatan si Gayus itu.
Selama ini setiap kali saya membaca postingan yang membahas soal korupsi, tanggapan-tanggapan atau komentar-komentar hampir semua bernada membenci bahkan mencaci maki perbuatan tersebut. Bagi saya ini adalah hal yang sangat menggembirakan karena ini membuktikan betapa penghuni rumah sehat Kompasiana ini adalah orang-orang yang berhati bersih, berakhlak mulia dan sangat membenci perbuatan-perbuatan yang tercela. Paling tidak kesan yang saya tangkap dari komentar-komentar tersebut seperti itu adanya.
Saya selalu berharap komentar-komentar tersebut benar-benar keluar dari hati kecil masing-masing dan selalu tercermin dari sikap dan tindakan keseharian masing-masing. Atau dengan kata lain semoga perkataan selalu sejalan dengan perbuatan. Apalah artinya tulisan dan komentar-komentar bagus kalau pada akhirnya kita tidak bisa konsekuen dengan apa yang kita tulis. Yang ada akhirnya adalah kita seperti membohongi diri sendiri
Setelah membaca tulisan bung Minami dan mencermati komentar-komentar yang masuk, saya agak kecewa. Harapan saya agar sejalannya perkataan dan perbuatan ternyata tidak tercermin di postingan tersebut.
Bung Minami mempublisir postingannya itu kalau tidak salah pk.09.45. Artinya itu sudah masuk jam kerja, baik dikantor pemerintahan maupun di kantor swasta. Dan tidak lama kemudian komentar-komentarpun mulai mengalir masuk. Disitu kemudian saya membaca bung Minami dan beberapa teman yang memberi komentar , menuliskan golongan kepangkatannya ditempat kerja masing-masing, sebagai pembanding dari golongan Gayus yang IIIa. Bung Minami sendiri menulis golongannya yang katanya baru IIa dan masih menumpang di rumah orang tua. Ini berarti Bung Minami dan teman-teman tersebut adalah pegawai-pegawai negeri yang pada jam-jam tersebut seharusnya berada di meja kerjanya masing-masing dan mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pegawai.
Yang jadi pertanyaan saya adalah apakah wajar anda melakukan aktifitas lain pada jam kerja selain dari tugas dan pekerjaan anda, bukankah anda telah digaji oleh Negara untuk melaksanakan tugas anda dengan sebaik-baiknya. Bukankah di dalam job description anda tidak tercantum tugas untuk berinternet ria pada jam kerja. . Apakahaktifitas tersebut tidak termasuk golongan korupsi, walaupun yang dikorupsi hanya jam kerja. Bukankah hal yang besar berawal dari hal-hal yang kecil.
Nah, teman-teman kompasianer yang saya hormati, tulisan saya ini tidak bermaksud menyinggung hak privasi anda tapi Cuma sekadar perenungan agar kita semua selalu berusaha menyelaraskan antara perkataan dan perbuatan. Janganlah kecintaan kita pada kompasiana ini mengalahkan tugas dan tanggung jawab kita pada pekerjaan. Marilah kita jadikan rumah sehat Kompasiana ini benar-benar menjadi rumah yang sehat tempat kita belajar dan mengasah nurani kita, dan tempat kita belajar untuk mengedepankan kejujuran, minimal untukdiri kita sendiri. Sebagai catatan terakhir, sambil membaca postingan teman-teman, ada baiknya anda mendengar lagu Online-nya Saykoji. Bagi saya syair lagu itu bagus sebagai pengingat.
Mohon maaf kalau ada kata-kata saya yangtidak berkenan dihati anda. Terima kasih.
Salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H