Agama dan ideologi seringkali berubah menjadi kepercayaan buta yang mempersempit pemikiran sehingga orang lain yang berbeda dianggap sebagai musuh.
Ada yang memahami ajaran agama secara semu, lalu memutlakkan keyakinanannya dan menganggap yang lain salah. Siapa yang berbeda harus dikucilkan, bila perlu dilenyapkan dari bumi ini. Itulah praktek agama yang semu.
Kadang kita hanya beragama tetapi kurang beriman. Orang yang beriman selalu mencintai Tuhan dan sesamanya. Orang yang beriman tahu bertoleransi dan menghargai yang lain walau berbeda.
Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, bahkan menambahkan bahwa toleransi saja belum cukup. We must to beyond tolerance. Orang mesti melangkah melebih toleransi, dan langkah itu adalah menjalankan kasih.
*)Resi: Refleksi Singkat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H