Keberhasilan dalam sebuah usaha merupakan dambaan setiap manusia. Dalam usaha untuk merealisasikan segala keinginan, baik secara individu (personal) maupun secara berkelompok (group) ada banyak cara yang perlu ditempuh. Cara-cara ini mengacu pada tujuan yang akan dicapai.
Dengan konsep ini maka jelaslah apa yang digagaskan oleh Mary Parker Follet bahwa "getting things done through people". Artinya proses mengerjakan sesuatu mesti melalui orang. Yang ditonjolkan di sini adalah "orang" atau "pribadi" yang menjadi subjek yang menentukan segala perubahan (agent of changes).
Agar dapat mencapai sebuah perubahan secara maksimal, maka dibutuhkan kemampuan sumber daya (resources)Â yang memadai untuk memilah-milah mana kebutuhan yang mesti didahulukan sebagai jawaban atas sebuah urgensitas, dan mana yang dapat ditunda pemenuhannya sebagai kebutuhan yang sekunder.
Sampai pada titik ini kemampuan untuk menganalisis tingkat kebutuhan sangatlah penting. Hal ini karena dalam sebuah organisasi memiliki kebutuhan yang tak terbatas (unlimited needs), sementara sumber daya yang tersedia sangat terbatas (limited resources).
Dalam bidang organisasi atau lembaga, analisis kebutuhan seperti ini diistilahkan sebagai asesmen kebutuhan (needs assessment). McLEan, dkk. (2004, 58) menggagaskan bahwa asesmen merupakan istilah umum yang berhubungan dengan proses pengumpulan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, kita mencoba untuk melihat peran asesmen kebutuhan dan perencanaan dan pengembangan sekolah berprestasi. Â
Dalam konteks pengembangan sekolah, asesmen dapat diartikan sebagai serangkaian proses yang di dalamnya terdapat aktivitas tes dan evaluasi dalam rangka memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kemampuan dan hambatan belajar yang dimiliki oleh anak. Berdasarkan gambaran atau data tersebut dapat diambil keputusan untuk menentukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan belajar anak.
Rochyadi & Alimin (2003:44) mendefinisikan asesmen sebagai cara mengumpulkan informasi yang relevan, sabagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan menerapkan seluruh proses pembuatan keputusan tersebut. Prestasi sebuah sekolah juga sangat ditentukan oleh seberapa besar kemampuan untuk membuat asesmen terhadap kebutuhan-kebutuhan sekolah maupun perencanaan-perencanaan yang akan dilaksanakan.Â
Mempersiapkan Asumsi Perencanaan
Perencanaan merupakan kunci mendasar menuju sebuah keberhasilan. Setiap pekerjaan atau kegiatan yang tidak didahului dengan sebuah perencanaan yang matang akan menghasilkan sesuatu yang kurang maksimal atau bahkan tidak berhasil sama sekali.
Mempersiapkan asumsi perencanaan adalah prediksi kegiatan dan kondisi yang biasanya untuk mempengaruhi performan individual, kelembagaan dan sekolah secara keseluruhan. Asumsi tersebut berhubungan dengan apa yang dilihat pada waktu yang akan datang sebagai dampak positif dari sebuah perencanaan.
Asumsi perencanaan bertujuan untuk: