Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Cara Menciptakan Iklim Perubahan di Sekolah

10 November 2022   20:02 Diperbarui: 10 November 2022   20:08 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan dan perubahan yang terjadi di tengah masyarakat, mendesak setiap sekolah untuk melakukan transformasi. Sekolah perlu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan teknologi, ekonomi, budaya, politik dan lain-lain, sehingga dapat eksis dan unggul di tengah perubahan. Sebuah sekolah tidak akan berkembang tanpa melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih baik.

Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting untuk menciptakan perubahan. Berdasarkan Permendiknas No.13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, seorang kepala sekolah harus memiliki kompetensi untuk mengarahkan sekolah menuju perubahan pendidikan yang berkualitas.

Kepala sekolah memiliki peran sebagai sebagai agen perubahan. Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus memiliki visi perubahan, sehingga dapat menciptakan arah yang jelas bagi perkembangan sekolah. Sebagai agen perubahan, seorang kepala sekolah memiliki empat peran penting yaitu sebagai katalisator, fasilitator, kreator dan stabilitator.

Perubahan lahir melalui gagasan dan kreativitas baru yang diciptakan untuk terus mengembangkan sekolah yang berkualitas. Kualitas sekolah menuntut adanya seorang kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan perubahan. Dengan kata lain, tidak ada sekolah yang berkualitas tanpa adanya perubahan-perubahan yang diinisiasi oleh kepala sekolah.

Dalam melakukan perubahan, apalagi perubahan yang bersifat revolusioner, biasanya juga akan mendapatkan banyak penolakan atau ditentang. Penolakan itu bisa berasal dari para guru atau tenaga kependidikan. Terlebih penolakan itu akan terjadi apabila para guru atau tenaga kependidikan lebih suka atau sudah merasa nyaman dengan hal-hal yang rutinitas, yang sudah berlangsung lama. Pertentangan juga bisa berasal dari guru-guru atau tenaga pendidikan yang merasa diri akan dirugikan oleh sistem yang baru.

Sebagaimana dengan oraganisasi lainnya, perubahan pada satuan pendidikan atau sekolah bukanlah merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Kaufman, dalam bukunya Limits Of Organization Change yang ditulis pada tahun 1985, mengemukakan bahwa ada tiga faktor gagalnya suatu perubahan dalam suatu organisasi.

Faktor-faktor yang menghambat suatu perubahan adalah: 1) adanya keinginan untuk mempertahankan kesimbangan hidup bersama-sama; 2) pertimbangan atas lawan, kelompok oposisi dimana perubahan akan terjadi dari dalam maupun dari luar di suatu organisasi; dan 3) ketidakmampuan untuk mengadakan suatu perubahan.

Walaupun suatu perubahan itu tidak mudah untuk dikukan dan bisa saja ditentang, namun seorang kepala sekolah harus tetap menjalankan salah satu perannya sebagai agen perubahan atau agen pembaharuan.

Pada dasarnya manusia tidak menolak perubahan. Manusia hanya menolak untuk diubah. Untuk itu kepala sekolah harus terlebuh dahulu menciptakan lingkungan dan mendorong mereka untuk mau berubah, bukan mendorong untuk diubah.

Dalam rangka itu diperlukan adanya iklim perubahan. Dengan kata lain, jika kepala sekolah ingin melakukan perubahan, ia harus bisa menciptakan lingkungan perubahan di sekolah, untuk mendorong warga sekolah agar mau berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun