Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bendera yang Robek

1 Agustus 2022   10:56 Diperbarui: 1 Agustus 2022   11:01 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di atas sebuah perahu kecil yang sedang berlabuh di pinggir pantai, kutemukan bendera ini. Pemandangan sederhana, tetapi menyentak diriku untuk berpikir tentang nasionalisme. 

Seberapa lusuh warna bendera merah-putih yang kita miliki saat ini? Apakah warnanya masih cemerlang ataukah sudah tidak jelas lagi? Masih bisa disebut merah putih yang artinya memang benar merah dan benar-benar putih dan bukannya merah-putih kusam?

Indonesia ini lahir dari sebuah proses asimilasi yang cukup panjang hingga menjadi sebuah komunal yang disebut sebagai bangsa. Namun kini ada yang mulai mencoba mencabik-cabik keutuhannya dengan berkedok suku, agama, ras dan golongan.

Banyak hal yang bisa membuat warnanya berubah dan mulai kusam.

Merah-putih yang cemerlang mulai memudar bersama runtuhnya moral yang meniadakan rasa bahwa kita ini satu tanah dan satu langit.

Mungkin saja merahnya menjadi kusam karena kita kurang berani melawan "orang-orang besar" yang salah, dan hanya bisa berani menghukum "orang-orang kecil" yang keliru.

Mungkin saja putihnya menjadi buram karena ketidaksucian kita turut serta dalam lingkaran sogok-menyogok pejabat di instansi.

Mungkin juga ia mulai sobek seiring dengan maraknya tikus-tikus kantor yang terus melahap uang rakyat.

Wahai insan yang ingin mencabik keutuhan bangsa, sobeklah dosa-dosa politikmu, hilangkan noda-noda fitnah agama, lunturkan ego-ego pikiran dan perilaku busukmu.

Mari menyulam kembali yang sobek dengan benang-benang kasih, dan menambalnya dengan sikap saling menghormati. Di tengah riuh busuk cacat bangsa ini masih ada keping-keping harapan bagi kita untuk mengembalikan keutuhan dan kecemerlangan warnanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun