Ada pemandangan unik ketika melewati Jalan Panglima Sudirman Kota Batu-Jawa Timur, tepatnya di Balai kota Among Tani, pada Kamis, 21 Juli 2022. Kita akan menemukan ratusan patung berbahan dasar sampah menghiasi sepanjang jalan depan kantor Wali Kota Batu.
Terlihat warga begitu antusias menyaksikan pameran patung berbentuk manusia dengan aneka bentuk seperti petani, petugas kebersihan, gatotkaca, pelajar, dan lain-lain. Patung-patung tersebut terbuat dari bahan dasar sampah seperti botol bekas, plastik minuman sasetan, bungkusan snack, dan sampah lainnya.
Kegiatan ini sengaja dilakukan oleh pemerintah setempat karena saat ini sampah plastik menjadi problem utama bagi masyarakat. Kegiatan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat tersebut diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang penggunaan sampah plastik, agar penggunaan sampah plastik di Kota Batu bisa semakin ditekan.
Diketahui bahwa rata-rata setiap harinya, sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung dikisaran 120 ton. Bahkan pada akhir pekan atau pada musim liburan bisa mencapai 140-158 ton per hari.
Pada tempat yang berbeda, Komunitas Keluarga Muda Katolik dari Paroki Gembala Baik Batu, sedang menggalang dana melalui donasi sampah. Kegiatan yang bertajuk "Donasi Barang Bekas jadi Berkah" tersebut selain untuk mendukung kegiatan kaum muda, tetapi juga menjadi kesempatan untuk mengkampayekan pentingnya mencintai lingkungan.
Titipan Pesan dari Tulisan yang dipajang di Patung
Ada hal menarik yang juga ditemukan ketika mendekati patung-patung sampah tersebut. Selain terdapat identitas instansi atau pembuat patung tersebut, pada beberapa patung kita dapat menemukan tulisan berupa pesan-pesan singkat bagi para pengunjung.Â
Tulisan yang dibuat sedikit kocak tapi syarat makna tersebut antara lain: "Masih buang sampah sembarangan? 17 tahun sekolah, ngapain saja?", "Bila kamu berpendidikan, jangan buang sampah sembarangan", "Jangan buang sampah sembarangan, awas kena undang-undang", "Aku tak peduli kamu siapa, tapi yang kuharap hanya kebersihan", dan "Jagalah lingkunganmu, seperti aku menjaga perasaanmu dulu".