Interaksi yang demikian justru meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu metode pengajaran dengan cara hanya mentransfer ilmu dari depan kelas, perlu dihilangkan. Arah pembelajarannya harus berubah di mana siswa sebagai pusat pembelajaran.
Kedua: Alami
Guru tidak sepenuhnya hanya mengajarkan materi kepada para siswa sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, melainkan harus melibatkan siswa dalam pembelajaran. Dengan melibatkan siswa dalam suatu proses pembelajaran dapat mengasah cara berpikir mereka untuk menyelesaikan suatu masalah.Â
Melibatkan siswa untuk mengalami suatu kegiatan, diyakini bahwa siswa akan lebih mudah mengingat dan memahami karena ia ikut serta dalam proses tersebut. Hal inilah yang sekarang mulai dikembangkan melaui proyek pembelajaran, yakni Profil Pelajar Pancasila.
Ketiga: Namai
Guru dapat memberikan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar dengan menggunakan alat-alat peraga atau dapat memanfaatkan lingkungan alam sekitar.Â
Jika siswa masih berada di jenjang pendidikan dasar maka hal-hal yang ditanyakan masih menyangkut nama dan sejenisnya yang mudah dipahami mereka. Namun semakin tinggi tingkatan pendidikannya, maka siswa diajak untuk mulai mengklasifikasi. menganalisis, dan merumuskan fakta.
Keempat: Demonstrasikan
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemontrasikan apa yang telah ia pahami tentang suatu pelajaran, khususnya ketika selesai melakukan suatu tugas.Â
Mendemontrasikan hasil pelajaran mereka, selain untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka tentang suatu materi, tetapi juga untuk melatih para siswa dapat mengekspresikan diri di depan umum.Â