Aspek inilah yang membuat sekolah mampu berinovasi dari "sekolah institusi" yang sarat dengan konsep iuridis formal ke "sekolah komunitas" yang dijiwai oleh semangat kebersamaan, kekeluargaan, persaudaraan.Â
Sekolah komunitas memungkinkan berjalannya proses pendidikan secara positif, bukan saja bagi peserta didik melainkan juga bagi pendidik, orangtua, dan seluruh stakeholder.
Istilah komunitas sebagai basis pendidikan dimaksudkan bahwa sekolah hendaknya sebagai tempat di mana setiap individu merasa diterima. Sekolah sebagai komunitas berarti sebagai tempat di mana di sana bertumbuh rasa solidaritas, bela rasa, penghiburan dan pembelajaran.Â
Sekolah sebagai komunitas, dimaksudkan sebagai tempat di mana setiap pribadi bertemu untuk saling berbagi tugas, saling bertukar ide dan nilai-nilai bersama, bukan saling mengejar prestasi dan peringkat.Â
Dalam komunitas yang demikian, semua anggota yang berkumpul memiliki tujuan yang sama yakni untuk saling berbagi hidup dan peran, berbagi pengalaman hidup, mengungkapkan kegembiraan sambil mencari bersama-sama kebaikan bersama (bonum commune) lewat karya pendidikan.
Sekolah yang berbasis komunitas sangat penting karena pada hakikatnya, komunitas adalah lingkungan tempat individu berlindung, dan pada saat yang sama ia juga punya potensi formatif yang sangat menguntungkan.
Apabila kita menginginkan terbentuknya sekolah sebagai komunitas atau rumah bagi peserta didik, maka tentunya sekolah harus pertama-tama menjadi tempat di mana semua orang saling berelasi satu sama lain secara kekeluargaan.Â
Sekolah yang berbasis komunitas harus tercipta kedekatan satu sama lain, antara guru dan murid, antara para guru, kepala sekolah dan guru serta siswa, di mana ditemukan orang saling berbagi nilai-nilai dan ide serta saling melengkapi.Â
Hanya dengan cara demikian, sekolah menjadi keluarga atau rumah kedua bagi peserta didik. Di sini kita akan menemukan kesinambungan antara hidup di dalam keluarga dan sekolah.
Pendidikan yang berbasis komunitas akan melibatkan peran serta semua unsur. Jika sekolah hanya dilihat sebagai institusi, maka peran keluarga dalam pendidikan anak seakan dilimpahkan pada para guru dan institusi sekolah.