Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Kecil di Hari Angkutan Nasional (Dari Tips Mudik sampai Penyediaan Kendaraan Umum di Daerah)

23 April 2022   19:02 Diperbarui: 3 September 2022   07:52 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: rezahendrawan.com

Andaikan tidak ada alat angkutan:

Siapa bisa berenang mengarungi samudra?

Siapa bisa terbang bebas di angkasa?

Siapa bisa berlari mengelilingi benua?

Sederhananya, angkutan merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. 

Pemerintah menetapkan setiap tanggal 24 April sebagai peringatan Hari Angkutan Nasional. Peringatan Hari Angkutan ini diadakan untuk mengingat kembali perkembangan sejarah angkutan umum di Indonesia. Selain itu, peringatan Hari Angkutan ini memiliki tujuan lain yakni untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat supaya bisa menggunakan transportasi umum. Dengan menggunakan fasilitas angkutan umum, diharapkan kemacetan yang sering terjadi di kota-kota besar, dapat diatasi. 

Harapan ini tentu sangat aktual bertepatan dengan masa mudik lebaran seperti saat ini. Pemerintah sudah berulang kali menghimbau masyarakat supaya mengurangi, bahkan menghindari mudik dengan menggunakan kendaraan pribadi. Apalagi mudik menggunakan sepeda motor. Menggunakan transportasi umum saat mudik, selain mengurangi kemacetan tetapi juga dapat menghindari resiko kecelakaan. Jika ditanya bagaimana Tips Mudik 2022 agar perjalanan anda nyaman dan lancar, menggunakan angkutan umum adalah pilihan terbaik. Hindarilah penggunaan sepeda motor untuk mudik jika harus melewati jarak tempuh yang cukup jauh karena akan sangat melelahkan. Demikian pula jika banyak yang menggunakan kendaraan pribadi (mobil) untuk mudik, maka kemacetan tidak akan terhindarkan. 

Di satu pihak, pemerintah menghimbau agar masyarakat menggunakan angkutan umum, namun di lain pihak masyarakat pun memberikan harapan pada pemerintah. Perlu diperhatikan hal esensial yang belum bisa dipecahkan adalah menyangkut urgenitas sarana angkutan yakni penyediaan sarana transportasi umum yang nyaman bagi masyarakat, di samping pentingnya pembangunan infrastruktur. Biaya angkutan umum yang murah juga akan mendorong masyarakat untuk lebih memilih menggunakan angkutan umum daripada menggunakan kendaraan pribadi.

Bagi penyedia jasa angkutan umum, diharapkan dapat menyiapkan fasilitas yang lebih memadai. Sebaliknya, peringatan hari angkutan ini pun ingin menyadarkan masyarakat agar semakin sadar menjaga fasilitas umum yang sudah disediakan. Dengan kata lain, peringatan hari angkutan ini kembali menyadarkan semua pihak, entah pemerintah, penyedia jasa angkutan umum, penumpang dan masyarakat umum untuk mengingat perannya masing-masing. Semunya akan berhubungan satu sama lain dan saling mempengaruhi.

Mengakhiri tulisan singkat ini, saya mencoba untuk beranjak dari kemacetan kendaraan di kota besar dan pergi ke kampung terpencil untuk melihat kesulitan sarana transportasi yang ada. Bertepatan dengan peringatan Hari Angkutan Nasional ini, sebuah catatan kecil boleh kugoreskan untuk pemerintah (daerah-nasional), sebagai pemangku kebijakan. Masyarakat sangat mengharapkan agar pemerintah bisa menyediakan fasilitas angkutan umum yang nyaman, walaupun tidak se-elit Trans Jakarta. Masyarakat juga sangat mengharapkan dapat menikmati infrastruktur (akses jalan) yang baik, walau tidak semulus jalan tol.

Gambar berikut merupakan salah satu contoh sebuah angkutan umum yang digunakan oleh masyarakat, sedang melewati kondisi jalan yang sangat memprihatinkan.

Foto: Kompas.com
Foto: Kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun