Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Buku Digital: Peluang Baru Gerakan Literasi bagi Generasi Milenial

23 April 2022   07:02 Diperbarui: 3 September 2022   07:27 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buku Digital (Foto: Tirto.ID)

Bahkan dalam satu buku pun kita bisa mencari isi buku tersebut sesuai tema yang kita inginkan tanpa harus membolah balik kertas seperti halnya buku cetak

4. Mudah dalam pendistribusian dan mudah diakses

Jika kita ingin memiliki buku cetak maka kita harus pergi ke toko buku. Apabila kita ingin membeli buku di luar kota maka kita harus menunggu beberapa lama karena pendistribusiannya memerlukan waktu. 

Kalau kita ingin mendapatkan buku tersebut di perpustakaan, kita harus berangkat dari ke perpustakaan. Namun kalau kita ingin memiliki buku digital, kita bisa mendapatkannya dari tempat duduk kita. 

Dalam situasi pandemi covid-19, dimana fasilitas publik belum bisa dibuka atau dibatasi, kita tidak perlu khawatir karena kita bisa mendapatkan banyak buku hanya dari tempat tinggal kita masing-masing.

5. Mengalihkan penggunaan gadged

Anak yang sering menggunakan gadged untuk game atau keperluan lainnya akan berkurang, jika gadged tersubut digunakan untuk membaca. Supaya dapat mendukung hal tersebut maka buku digital pun tentunya harus dibuat sedemikian rupa sehingga bisa membuat anak-anak tertarik untuk membaca dan tidak beralih pada konten lainnya. 

Meskipun ada banyak kelebihan dari buku digital, namun tentunya buku digital pun memiliki kekurangan jika dibandingkan dengan buku cetak. Kekurangannya antara lain, pertama-tama harus memiliki jaringan internet yang baik dan tidak bisa menjangkau tempat-tempat terpelosok sebagaimana halnya dengan buku cetak. Selain itu, apabila terlalu lama menarap monitor atau layar digital, akan berpengaruh pada kesehatan mata. Tentu masih ada beberapa kekurangan lainnya. Terlepas dari kekurangan yang ada, buku digital bisa menjadi solusi alternatif untuk mengembangkan budaya literasi bagi anak-anak yang hidup pada zaman digital ini. Perkembangan teknologi hendaknya menjadi peluang untuk meningkatkan budaya literasi anak dan masyarakat pada umumnya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun