Hari ini umat Katolik di seluruh dunia membuka Tri Hari Suci dengan perayaan Kamis Putih. Perayaan ini untuk memperingati perjamuan terakhir Yesus bersama para murid-Nya. Pada perayaan kudus ini, dibuka dengan upacara pembasuhan kaki para rasul. Pembasuhan kaki bukan hanya sebagai tanda pembersihan atau tanda pelayanan dan kerendahan hati, tetapi juga merupakan tanda "kasih/cinta". Pembasuhan kaki merupakan tindakan simbolik untuk menyatakan kasih Yesus kepada para murid dan kepada pengikut-Nya. Demi "Kasih-Nya" kepada mereka, Yesus tidak memperdulikan lagi gengsi atau status-Nya sebagai Guru dan Tuhan yang sangat dihormati. Â
Hari Kamis Putih juga digambarkan dalam liturgi sebagai "Hari Ekaristi". Sebelum dikurbankan di Salib pada Hari Jumat Agung, Yesus mendirikan sakramen Ekaristi. Yesus mengundang para rasul-Nya dan juga semua pengikut-Nya untuk makan dan minum Tubuh dan Darah-Nya: "Terimalah dan makanlah kamu semua; Terimalah dan minumlah kamu semua". Yesus menawarkan Tubuh dan Darah-Nya, sebagai sarana pengampunan dan kehidupan serta keselamatan kekal bagi umat manusia. Berkaitan dengan Ekaristi, perayaan ini juga merupakan kenangan akan penetapan sakramen imamat. Â
Apa makna atau pesan perayaan Ekaristi hari Kamis Putih untuk bisa diterapkan dalam hidup sehari-hari?Â
Pertama, Yesus mengajak semua pengikut-Nya untuk saling mengasihi dan melayani satu sama lain. Ia berkata"Kamu pun wajib saling membasuh kaki". Yesus sendiri telah memberikan contah. Ia pun pernah mengatakan bahwa Ia datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani (Mat 20:28). Agar kita bisa melayani dengan baik maka di dalam hati kita harus ada semangat pengabdian dan cinta. Kita harus memiliki hati sebagai hamba yang setia melayani.
Kedua, kita semua dipanggil oleh Tuhan untuk saling berbagi. Tuhan berbagi dengan manusia secara simbolik ketika Ia mengambil roti dan anggur, lalu mengucap syukur, memberkati, memecah-memecahkan roti dan membagikannya kepada para murid-Nya. Tindakan simbolis memecah-mecahkan roti dan membagikannya merupakan pengajaran Yesus bagi kita untuk saling berbagi kasih. Apakah kita juga memiliki hati untuk berbagi dengan sesama? Apakah kita juga peduli dengan sesama manusia? Saling berbagi adalah Ekaristi kehidupan.
Ketiga, dalam perjamuan malam terakhir, Ia juga berpesan "Lakukan ini sebagai kenangan akan Daku". Dengan ini para pengikut-Nya pun diajak untuk setia merayakan ekaristi bukan hanya untuk mengulangi atau bernostalgia dengan pengalaman sejarah masa lalu, tetapi kenangan ini dirayakan dengan keyakinan bahwa ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan umat beriman.Â
Selamat merayakan perjamuan Tuhan
Selamat hari kamis putih
Selamat menyongsong perayaaan paskah 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H