Menurut para ahli, ada tiga teori dasar kepemimpinan: trait theory, behavioral, dan situational atau contingency yang dari sana mengalir aneka gaya dan model kepemimpinan. Berikut ini adalah analisis konsep dan perbedaan dari ketiga teori dasar kepemimpinan tersebut.
a. Trait theories merupakan teori kepemimpinan yang menjelaskan efektivitas kepemimpinan yang berfokus pada keunggulan sifat atau karakteristik pemimpin, yakni kepribadian, fisik, kecerdasan dan kemampuan, serta karakteristik sosial. Teori ini memiliki dua penekanan, yakni: pertama, sifat dapat memprediksi kepemimpinan. Kedua, ciri-ciri melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam memprediksi kemunculan pemimpin dan penampilan kepemimpinan daripada benar-benar membedakannya pemimpin yang efektif dan tidak efektif. Fakta bahwa seorang individu menunjukkan sifat-sifat tersebut dan bahwa orang lain menganggapnya sebagai pemimpin tidak selalu berarti bahwa pemimpin tersebut berhasil membuat kelompok mencapai tujuannya.
Kekurangannya adalah hubungan antara sifat dan keberhasilan kepemimpinan tidak didukung oleh temuan penelitian yang kuat. Pandangan dari ciri-ciri tersebut sebagian besar baru didasarkan pada jenis penelitian kurang akurat atau kurang mendasar, cerita rakyat dan stereo budaya. Secara keseluruhan, pendekatan sifat (trait theories) memiliki sesuatu untuk ditawarkan. Seorang pemimpin dalam berelasi dengan anggota suatu organisasi mampu menegaskan diri mereka sendiri, disiplin dan mampu menjaga komitmen yang dibuat (teliti), yang kreatif dan fleksibel (terbuka), memang memiliki keuntungan nyata dalam hal kepemimpinan.
b. Behaviour leadeship theory adalah teori yang mempelajari kepemimpinan dengan menyelidiki perilaku pemimpin yang efektif dan tidak efektif dalam organisasi. Teori ini menyimpulkan bahwa pemimpin yang berhubungan dengan produksi cenderung kurang efektif dibandingkan dengan pemimpin yang berfokus pada karyawan perorangan. Orang lebih menyukai perilaku yang berorientasi pada karyawan, dan melakukan yang terbaik saat pemimpin memperhatikan faktor manusia.
Kelemahan karena belum dilengkapi dengan suatu faktor yang paten dan harus bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Situasi dan kondisi tidak akan sama dan selalu ada cara kepemimpinan yang berbeda untuk menangani situasi dan kondisi yang berbeda. Sama pentingnya dengan ciri dan perilaku dalam mengidentifikasi pemimpin yang efektif atau tidak efektif, mereka tidak menjamin kesuksesan. Inilah yang menjadi salah satu kelemahan dari behaviour leadeship theory dalam pelaksanaan studi atau riset kepemimpinan; di mana perilaku kepemimpinan yang cocok dalam satu situasi belum tentu sesuai dengan situasi yang lain dan sangat bergantung dari banyak variabel.
c. Situational atau contingency. Model yang dipersepsikan tidak ada satu gaya kepemimpinan yang sesuai dengan semua kebutuhan. Keberhasilan kepemimpinan tergantung pada situasi. Kepemimpinan adalah proses yang kompleks karena ada banyak faktor yang menentukan keefektifan gaya kepemimpinan yang digunakan dalam proses mempengaruhi orang. Efektivitas suatu gaya kepemimpinan tergantung pada kemampuan pemimpin dalam menyesuaikan gaya tersebut dengan kesiapan pengikutnya, dalam hal kemampuan dan kemauan atau motivasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H